Peringatan pemerintah: Menulis cerpen sejatinya tidak sederhana. Banyak orang telah mencoba menganggit cerpen, namun akhirnya berhenti di tengah jalan.Â
Jangan cemas jika Anda mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Para penulis cerpen tenar pun pasti pernah mengalaminya ketika masih pemula.Â
Saya bukan penulis tersohor, namun memberanikan diri menulis ini. Mengapa? Nyatanya, tidak semua ahli cerpen bisa dan mau berbagi ilmu pada pemula. Selain itu, justru karena saya bukan siapa-siapa, tiada jurang yang membatasi saya dan para pemula.
Dalam menulis 5 langkah sederhana menulis cerpen sampai jadi ini, saya tidak memakai teori orang lain. Saya berbagi pengalaman saya dalam menulis cerpen sederhana sampai selesai. Beberapa cerpen saya telah dimuat di sebuah majalah kerohanian.
Para penulis pemula dapat mengikuti 5 langkah sederhana menulis cerpen sampai tuntas berikut ini. Tujuannya jelas: mari menulis setidaknya satu cerpen sampai selesai. Jangan sampai draf teronggok berdebu dan ditinggal pergi karena tidak kunjung jadi.
Pertama, pilih satu peristiwa unik sebagai ide dasar cerpen
Cerpen bukan sebuah novel dengan jalinan cerita dan tokoh yang rumit. Novel bisa saja mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh dari lahir sampai wafatnya. Cerpen tidak mungkin memuat semua itu. Cerpen terbatas pada satu atau dua kejadian dalam hidup si tokoh.
Karena itu, pilihlah satu peristiwa unik dalam hidup (para) tokoh sebagai ide dasar cerpen. Misalnya, dalam cerpen Mawar untuk Elena (sila klik untuk membacanya lebih dahulu sebagai bahan belajar kita), peristiwa unik itu adalah kunjungan seorang gadis yang sedang mengandung akibat salah pergaulan ke panti asuhan anak-anak yang lahir di luar nikah.
Kedua, tentukan tokoh dan sifat tokoh cerpen
Cerpen bukan novel yang bisa memuat banyak tokoh penting dengan aneka sifat yang rumit. Idealnya, cerpen memuat tak lebih dari tiga atau empat tokoh penting.Â
Cara paling sederhana  adalah menentukan satu tokoh utama dan dua tokoh figuran. Satu tokoh figuran bisa berperan sebagai "si jahat" dan satu lagi sebagai "si malaikat" bagi tokoh utama. Bisa juga keduanya menjadi "malaikat" yang membimbing tokoh utama dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Atau, dua-duanya jadi "si jahat".