Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

5 Langkah Sederhana Menulis Cerpen Sampai Selesai

12 Juli 2020   06:27 Diperbarui: 12 Juli 2020   10:48 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis - Sumber: pexels.com

Peringatan pemerintah: Menulis cerpen sejatinya tidak sederhana. Banyak orang telah mencoba menganggit cerpen, namun akhirnya berhenti di tengah jalan. 

Jangan cemas jika Anda mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Para penulis cerpen tenar pun pasti pernah mengalaminya ketika masih pemula. 

Saya bukan penulis tersohor, namun memberanikan diri menulis ini. Mengapa? Nyatanya, tidak semua ahli cerpen bisa dan mau berbagi ilmu pada pemula. Selain itu, justru karena saya bukan siapa-siapa, tiada jurang yang membatasi saya dan para pemula.

Dalam menulis 5 langkah sederhana menulis cerpen sampai jadi ini, saya tidak memakai teori orang lain. Saya berbagi pengalaman saya dalam menulis cerpen sederhana sampai selesai. Beberapa cerpen saya telah dimuat di sebuah majalah kerohanian.

Para penulis pemula dapat mengikuti 5 langkah sederhana menulis cerpen sampai tuntas berikut ini. Tujuannya jelas: mari menulis setidaknya satu cerpen sampai selesai. Jangan sampai draf teronggok berdebu dan ditinggal pergi karena tidak kunjung jadi.

Pertama, pilih satu peristiwa unik sebagai ide dasar cerpen

Cerpen bukan sebuah novel dengan jalinan cerita dan tokoh yang rumit. Novel bisa saja mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh dari lahir sampai wafatnya. Cerpen tidak mungkin memuat semua itu. Cerpen terbatas pada satu atau dua kejadian dalam hidup si tokoh.

Karena itu, pilihlah satu peristiwa unik dalam hidup (para) tokoh sebagai ide dasar cerpen. Misalnya, dalam cerpen Mawar untuk Elena (sila klik untuk membacanya lebih dahulu sebagai bahan belajar kita), peristiwa unik itu adalah kunjungan seorang gadis yang sedang mengandung akibat salah pergaulan ke panti asuhan anak-anak yang lahir di luar nikah.

Kedua, tentukan tokoh dan sifat tokoh cerpen

Cerpen bukan novel yang bisa memuat banyak tokoh penting dengan aneka sifat yang rumit. Idealnya, cerpen memuat tak lebih dari tiga atau empat tokoh penting. 

Cara paling sederhana  adalah menentukan satu tokoh utama dan dua tokoh figuran. Satu tokoh figuran bisa berperan sebagai "si jahat" dan satu lagi sebagai "si malaikat" bagi tokoh utama. Bisa juga keduanya menjadi "malaikat" yang membimbing tokoh utama dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Atau, dua-duanya jadi "si jahat".

Dalam "Mawar untuk Elena", tokoh utamanya Elena ( rapuh, namun akhirnya teguh). Elena pertama-tama dibantu oleh tokoh figuran bernama Maria, sahabat lawasnya (sabar dan pengertian). Selanjutnya, Elena berjumpa si kecil Lusi (imut dan cerdas). 

Sebaiknya nama tokoh dan sifatnya sudah ditentukan dalam kerangka atau garis besar cerpen. Ini penting bagi penulis pemula agar tidak bingung lagi ketika mulai menulis penjabaran kerangka cerpen.

Perhatikan bahwa karakter atau sifat tokoh bisa berubah sesuai kreasi penulis dan tuntutan cerita. Si jahat bisa bertobat. Si baik bisa tetiba jadi penipu. Bisa juga seorang tokoh mendua dan misterius (ambigu).

Ketiga, tentukan jalan cerita dengan pembabakan yang jelas

Saya paling suka membuat cerita pendek dengan pembabakan yang jelas. Skema andalan saya adalah tiga babak: 

1) Pembuka: perkenalan tokoh utama dan masalah yang sedang ia alami.

2) Perumitan: kehadiran tokoh figuran dan atau situasi yang memperberat masalah tokoh utama

3) Penyelesaian: solusi atau "ending menggantung" sebagai kesimpulan cerpen. Sejumlah cerpen menarik punya akhir yang tak terduga. Akhir kisah sengaja dirahasiakan penulis sepanjang kisah. Inilah elemen kejutan yang menjadi puncak cerpen. 

Dalam "Mawar untuk Elena" ada pembabakan berikut:

1) Pembuka: cuaca kota Solo; siapa Elena; apa masalah utamanya

2) Perumitan: Elena harusnya selesai skripsi, namun malah hamil duluan; upaya Elena mencari "jalan pintas"

3) Penyelesaian: kehadiran Maria yang mengantar Elena ke panti asuhan; perjumpaan dengan Lusi yang mengubah pandangan Elena

Keempat, isi kerangka cerpen dengan paragraf dan kalimat padat

Ingatlah bahwa kita sedang menulis cerpen. Namanya saja cerita pendek. Jangan buat cerpen dengan paragraf dan kalimat bertele-tele:) 

Apalagi pada masa kini, cerpen tayang di layar ponsel yang sempit. Panjang ideal sebuah paragraf kira-kira tak lebih dari empat kalimat. Panjang ideal sebuah kalimat tak lebih dari 12 kata. 

Paragraf yang pendek dan kalimat yang padat akan memudahkan penulis dan juga pembaca cerpen. Tentu saja, ini bukan ilmu matematika yang kaku. Ada penulis yang piawai menganggit paragraf dan kalimat panjang tanpa membuat jemu pembaca. Akan tetapi, kiranya kemahiran ini belum dimiliki sebagian besar penulis pemula. 

Karena itu, penulis pemula perlu belajar merangkai paragraf dan kalimat sederhana dan padat namun memikat.

Gaya menulis padat ini konon disebut gaya stakato (staccato). Stakato sejatinya adalah istilah dunia musik. Stakato adalah cara memainkan atau menyanyikan musik dengan nada-nada pendek.  

Kalimat panjang: Dia telah meninggalkanku karena mantannya ternyata mengajaknya rujuk lagi.

Kalimat stakato: Dia telah meninggalkanku. Mantannya mengajaknya rujuk. 

Kelima, sediakan waktu cukup dan ciptakan suasana nyaman 

Menulis cerpen menuntut waktu yang memadai. Secara sederhana, terutama bagi pemula, langkah-langkah menganggit cerpen adalah: menentukan topik, membuat kerangka berupa tokoh dan jalan cerita dengan pembabakan yang jelas, menulis isi, dan melihat kembali keseluruhan cerpen (swasunting).

Menulis cerpen juga akan lebih lancar jika kita menulis dalam suasana nyaman. Tiap penulis punya kriteria suasana nyaman seturut selera pribadi. Nyaman bisa berarti sambil mendengarkan musik lembut, sembari ngopi cantik, atau sambil makan cemilan (awas nanti takut lihat timbangan ^_^).

Nyaman bisa berarti menulis jelang tengah malam. Seperti yang sedang saya lakukan. Hmm..kok tiba-tiba ada suara aneh ya. Sebentar saya cek dulu. Oh...ternyata suara perut saya yang kelaparan. 

Ada yang mau ngirimin jagung manis? Kalau gak bisa, ya setidaknya kirimi saya senyum manis. Cie..cie...endingnya kok ambyar gini sih? 

Beberapa coretan: Menulis Feature; Menembus Rubrik Kompas; Judul Menarik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun