beberapa tetes air mata untukmu,
untuk semua orang yang menanti sepertimu,
dan mereka tidak tahu.Â
Ah, kematian yang budiman,
janganlah sentuh jam di dapur yang berdetak di dinding,
seluruh masa kecilku berlalu di bawah kaca hiasnya
di bawah bunga-bunga yang dilukis padanya:
jangan sentuh tangan, hati orangorang renta.
Tapi mungkinkah seseorang menjawab?Â
O kematian yang saleh, kematian yang santun.
Selamat tinggal, bunda tersayang,Â
selamat tinggal, bunda termanisku."
***
Diterjemahkan dari "Lettera alla madre" (sila klik karya asli) karya Salvatore Quasimodo (1901-1968), penyair kelahiran Sisilia. Ia meraih kusala Nobel Prize for Literature (1959). Pada 1960 dan 1967, ia meraih gelar doktor honoris causa dari Universitas Messina dan Oxford. Salvatore adalah salah satu penyair besar Italia abad ke-20.Â
Puisi ini melukiskan kerinduan seorang anak yang merantau di Italia Utara pada ibundanya di Pulau Sisilia ("muara Imera"). Puisi ini dimuat dalam buku kumpulan sajaknya "La vita non è sogno" atau Hidup Bukanlah Mimpi (1949). Salam cinta susastra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H