Terapkan filter berikut sebelum membaca: "Apakah bacaan ini pantas mendapat jatah waktuku? Apakah kira-kira ada manfaatnya bagiku membacanya?" Jika tidak, jangan baca bacaan itu. Sesederhana itu.
Ketiga, membaca sedikit lebih baik daripada tidak membaca apa-apa
"Gimana bisa baca satu buku, saya tak punya waktu!" Ah, masa sih? Waktu kiranya ada biarpun sedikit dan terserak di antara kegiatan satu dan lainnya.Â
Tengok bagaimana orang Eropa membaca. Mereka umumnya terbiasa membaca di mana saja dan kapan saja. Ke pantai untuk berjemur pun bawa buku. Naik bus dan kereta apalagi. Biarpun yang dibaca cuma satu atau dua halaman, lebih baik daripada tidak membaca sama sekali.
Ibarat makan kue, membaca adalah menghabiskan secuil demi secuil. Lebih nikmat kan makan pelan-pelan daripada sekali makan langsung banyak?
Keempat, mendekatkan sumber bacaanÂ
Terkait dengan tips sebelumnya, kita perlu mendekatkan sumber bacaan dengan diri kita secara fisik dan mental. Di dekat sofa tempat kita biasa santai, misalnya, taruh satu dua buku menarik. Simpan buku digital di laptop, ponsel, dan gawai yang sering kita pakai.
Masukkan satu dua buku ke tas atau ransel kesayangan. Saya sendiri suka membawa kamus dan atau buku mini seukuran saku ke mana saja.Â
Kelima, menulis "buku hikmah bacaan"
Cara kelima untuk meningkatkan minat membaca untuk orang (sok) sibuk adalah rajin menulis hikmah bacaan. Sediakan satu buku agenda atau satu dokumen daring untuk mencatat hikmah bacaan yang telah Anda simak.