Pertama, menganggap diri bodoh.Â
"Lho, apa-apaan ini? Saya sudah kuliah sampai S9 kok disuruh menganggap diri bodoh?" Mungkin itu reaksi spontan saat membaca tips pertama.Â
Sabar, Bos. Jangan marah dulu. Coba cermati kata kerja kalimat tadi. Menganggap diri bodoh. Artinya, Anda bukan sungguh-sungguh bodoh.Â
Seorang yang menganggap diri sudah pintar cenderung malas belajar lagi. Lama-lama, kapaknya akan tumpul karena jarang diasah. Nah, untuk menghindari ini terjadi, lebih baik menganggap diri bodoh.
"Saya bodoh, perlu belajar dan perlu membaca tiap hari agar sedikit-sedikit mengikis kebodohan saya" adalah kredo yang baik kita ucapkan dalam hati tiap hari. Dalam hati saja, ya. Jangan teriak-teriak:)Â
Kedua, cermat memilih topik bacaan yang bergizi
"Lho, yang penting kan baca? Mengapa membaca saja harus diatur-atur?"
Hmm, tenang dulu. Membaca itu seperti makan. Kita juga bisa asal membaca. Seperti asal makan, asal membaca juga tidak baik. Bayangkan, apa jadinya saat orang asal baca "berita" yang muncul di halaman pencarian internet atau di medsos. Bisa-bisa yang ditelan adalah hoaks.
Anehnya, saat membuka grup WhatsApp, tak sedikit lho orang yang rela membaca apa pun yang diunggah di situ. "Informasi dari peneliti Amerika: Covid-19 bisa dicegah dengan minum air hangat tiap 30 menit." Wow...judul yang memikat dan orang rela membaca sampai 10 menit. Padahal, isinya zonk!Â
Alangkah baiknya jika 10 menit tadi kita sediakan untuk membaca "Percakapan Sehari-hari Bahasa NN" atau "Kumpulan Resep Kue Kreasi Terbaru". Dijamin ilmu bertambah.Â
Karena itu, berhentilah membaca -maaf- bacaan sampah. Cermatlah memilih bacaan bergizi yang pantas mendapat perhatian dan waktu Anda. Tidak semua unggahan medsos dan berita berjudul bombastis harus diklik dan dibaca.Â