Kemudian, bagaimana si roh jahat masuk ke diri pasien, sejak kapan, dan mengapa.
Eksorsis sebaiknya tidak menanyakan pertanyaan yang didorong rasa penasaran belaka. Misalnya, bertanya "Minggu depan pertandingan Roma lawan Lazio, menang siapa?"Â
Setelahnya diadakan doa-doa pengusiran setan. Menariknya, pengalaman Pastor Amorth menunjukkan, semakin cepat seorang yang kerasukan setan ditangani, semakin mudah pengusiran setan dilakukan.Â
Iblis menanam akar dalam diri kita. Jika sudah berpuluh tahun kita biarkan mengakar, sulit untuk mengusirnya. Perlu terapi bertahun-tahun dalam kasus-kasus demikian.
Bagaimana terhindar dari kerasukan setan?
Pastor Amorth mengatakan, sebenarnya setan pun "memilih" orang yang akan ia rasuki. Misalnya, ada seratus peserta pertemuan sekte setan. Setan hanya akan merasuki satu orang saja yang dia anggap cocok, untuk menjauhkan orang itu dari Tuhan.
Sang eksorsis tenar ini juga menegaskan, kita tidak perlu takut pada setan. Fenomena kerasukan setan (oppresion) amat langka. Seorang yang rajin berdoa dan berperilaku baik cenderung lebih aman dari potensi kerasukan setan.Â
Kepada umat Katolik, Pastor Amorth berpesan, sangat penting hidup saleh, tekun mengaku dosa melalui sakramen tobat, berpuasa, dan tekun berdoa.
"Jika kita hidup sesuai kehendak Tuhan, tidak perlu takut akan kuasa roh-roh jahat. Rahmat Tuhan jauh lebih kuat daripada ulah setan," tulisnya.Â
Apakah eksorsime ada dalam budaya dan agama lain?
Pastor Amorth mengatakan, praktik pengusiran setan juga sudah lama dikenal dalam aneka budaya suku dan juga dalam praktik keagamaan aneka agama. Jadi, eksorsisme dalam arti luas bukan hanya ada dalam lingkup Gereja Katolik saja.