Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Riset Unik "Dompet Jatuh", Berapa Persen Orang Indonesia Mengembalikannya?

18 April 2020   05:54 Diperbarui: 18 April 2020   05:56 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu riset ilmiah unik yang bikin tersenyum. Entah senyum karena terhibur atau karena ikut malu. sebut saja riset "dompet jatuh". Riset ini meneliti berapa persen kemungkinan orang di 40 negara mengembalikan dompet yang mereka temukan di tempat umum. 

Wah, Indonesia di urutan berapa ya? Berapa persen orang Indonesia mengembalikan dompet yang terjatuh di jalan? 

Sudah siapkan hati, cemilan, dan tisu? Yuk kita simak gimana penjelasannya!

Riset Serius Lho!

Ini riset serius. Bukan prank pocong YouTuber kita. Riset ini bertajuk "Civic Honesty around the Globe". Riset yang dimuat majalah Science 05 Juli 2019 ini mengulik persentase pengembalian dompet yang sengaja dijatuhkan di tempat umum.

Para peneliti menjatuhkan lebih dari 17.000 dompet plastik transparan di hotel, museum, kantor pos dan bank di 355 kota di 40 negara. Karena memang dari plastik, dompet itu bisa memperlihatkan isinya: kartu nama berisi kontak si "pemilik", kunci dan daftar belanja. Di beberapa dompet, peneliti sengaja menaruh uang, sementara ada juga dompet yang tak berisi uang.

Hasilnya?
Di Swiss, lebih dari 70% dompet jatuh dikembalikan orang yang menemukannya di tempat umum. 

Namun, hasil yang paling tidak diduga oleh para peneliti adalah bahwa semakin banyak uang ditaruh dalam dompet jatuh, justru semakin banyak orang mengembalikannya. 

Rata-rata hanya 40% dari dompet tanpa uang dikembalikan orang. Sedangkan dompet dengan uang justru rata-rata 51% dikembalikan oleh orang yang menemukannya. 

Kok bisa? Para peneliti mengaitkan hal ini dengan tingginya rasa bersalah mayoritas warga dunia jika tak mengembalikan dompet berisi uang (dalam jumlah besar) kepada pemiliknya. Tingkat pengembalian dompet berisi uang berbanding lurus dengan makin besarnya jumlah uang di dalam dompet jatuh. Ini tren global.

Ada rasa bersalah jika tak mengembalikan dompet berisi (banyak) uang, apalagi jelas ada kartu nama pemilik di dalamnya. 

Bagaimana dengan Indonesia?

Hmm..penasaran kan, berapa persen orang Indonesia (yang kebetulan jadi responden alias kena "jebakan") akhirnya mengembalikan dompet yang ditemukan di tempat umum?

Ini tabel lengkap hasil penelitian "dompet jatuh" itu. Warna jingga/oranye menunjuk dompet tanpa uang. Warna merah menunjuk dompet berisi uang.

Persentase pelaporan (reporting rate) bisa dilihat dengan mencermati sisi bawah, sementara pengelompokan kuadran di sisi kanan diagram.

Alain Cohn, Michel André Maréchal, David Tannenbaum, Christian Lukas Zünd - dokpri tangkapan layar Bob
Alain Cohn, Michel André Maréchal, David Tannenbaum, Christian Lukas Zünd - dokpri tangkapan layar Bob
Negara-negara dengan kesadaran tinggi mengembalikan dompet terjatuh kepada pemiliknya antara lain adalah Swiss, Norwegia, Belanda, Denmark, Swedia, Polandia, Jerman, dan Prancis. Ini kuadran I.

Negara-negara seperti misalnya Australia, Spanyol, Rusia, Kanada berada setingkat di bawah, pada kuadran II.

Negara-negara seperti misalnya Amerika Serikat, Inggris, Italia, Thailand menempati kuadran III. 

Nah, Indonesia menempati kuadran terbawah yaitu kuadran IV bersama negara-negara seperti Turki, Ghana, Uni Emirat Arab, Malaysia, Kenya, Kazakhtan, Peru, Maroko, dan China. 

Mari kita cermati posisi Indonesia dibanding negara tetangga yang juga jadi obyek penelitian. Catatan: angka perkiraan saja dari hasil bacaan terhadap diagram.

  1. Thailand memiliki tingkat pelaporan dompet tanpa uang sekitar 23 % dan dompet berisi uang sekitar 40 %.
  2. Indonesia memiliki tingkat pelaporan dompet tanpa uang sekitar 17 % dan dompet berisi uang sekitar 33%
  3. Malaysia memiliki tingkat pelaporan dompet tanpa uang sekitar 15 % dan dompet berisi uang sekitar 18 %.

Catatan saya, angka ini tentu hanya gambaran saja. Tidak mewakili seluruh populasi, namun juga bukan berarti angka ini tak ada artinya sama sekali.

Apakah riset ini menggambarkan sungguh tingkah sebagian masyarakat kita? 

Altruisme dan Pendidikan Berbuat Baik

Tujuan riset ini tentu bukan untuk mempermalukan negara-negara tertentu. Riset ini bertujuan melihat sejauh mana tingkat altruisme di aneka negara, setidaknya dilihat dari persentase mengembalikan dompet terjatuh di tempat umum.

Masyarakat kita memiliki aneka ragam cara untuk berbuat baik pada orang lain. Ini tampak nyata juga ketika wabah korona melanda. Banyak sekali warga gotong-royong menyediakan paket sembako, menjahit masker kain, membelikan pengemudi ojol makanan, menyumbang uang, dsb.

Sebelum adanya korona pun, masyarakat kita sudah saling tolong di akar rumput. 

Riset dompet jatuh anggap saja suatu sentilan agar kita meningkatkan sikap berbuat baik pada sesama. Mari mendidik diri, keluarga, dan masyarakat agar jujur dan peduli dalam hal-hal kecil, termasuk saat menemukan dompet jatuh. 

Siapa tahu, isi dompet itu tak berharga bagi Anda, tapi sangat berharga bagi pemiliknya! Bayangkan dompet lusuh berisi Rp 50 ribu milik seorang sederhana. Betapa berharganya bagi sang pemiliknya! 

Juga dompet tanpa uang tapi ada kunci atau hal "remeh" lainnya. Mungkin saja bagi pemiliknya, dompet itu saja menjadi barang berharga karena dulu diberikan orang tua (yang sudah wafat) atau hasil gaji pertama. Kita tak pernah tahu, bukan?

Salam peduli dan salam berbagi!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun