Belum usai wabah korona, warga Jakarta, Depok, dan Bogor dibuat cemas oleh bunyi dentuman yang terdengar berulang kali sekitar pukul 02.00 hingga 03.00, Sabtu (11/4/2020).Â
Seorang warga Citayam kepada kompas.com mengatakan, dentuman di malam gulita itu susul-menyusul selama 15 menit. Ia mengatakan, sumber dentuman itu dari langit sebelah barat.Â
Video warganet yang melukiskan dentuman yang terdengar di Cinere, Depok dapat Anda simak di utas ini.
Banyak warga menduga, dentuman itu terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau. Akan tetapi, letusan Gunung Anak Krakatau terakhir pukul 23.42 WIB.Â
Pada Sabtu pagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, suara dentuman bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
Aneka Perkiraan
Ada ahli yang menduga, dentuman itu berasal dari ambruknya dapur magma. Masalahnya, dari dapur magma gunung mana? Warga Cilegon, Banten, yang tinggal tak jauh dari Gunung Anak Krakatau justru tak mendengar suara dentuman pada Sabtu pagi itu.Â
Selain itu, petugas di pos pengamatan Pasauran, Pantai Carita juga tak mendengar dentuman pada waktu yang dilaporkan oleh warganet.
Artinya, kemungkinan besar dentuman itu bukan dari ambruknya dapur magma Gunung Anak Krakatau.
Dugaan lain, dentuman itu berasal dari skyquake. Skyquake (gempa langit) adalah suara seperti guntur yang jauh tapi sangat keras sementara tidak ada awan di langit yang cukup besar untuk menghasilkan kilat.Â
Orang yang mendengarnya mengatakan, skyquake mirip suara tembakan meriam. Sejauh pendengaran penulis, suara dentuman di video yang dibagikan warganet di Twitter mirip dentuman meriam.