Yang jelas, seperti penjelasan dosen kami, banyak tempat-tempat ziarah di Israel didirikan untuk membantu peziarah untuk mengenang peristiwa dalam kitab suci. Soal ketepatan lokasi dan sejarah bukan tujuan utama.Â
Asal berdoa dengan khusyuk di tempat yang Anda datangi, ziarah "sukses".Â
Tuhan Maha Tahu kiranya akan mendengarkan doa kita, tak peduli kita berdoa persis di lokasi historis atau tidak. Tak usah pusing memikirkan sejarah lokasi itu. Ini tips berziarah ke Tanah Suci bagi saudara-saudari yang memang datang untuk ziarah dan wisata, bukan studi:)
"Golgota" Holy Sepulchre Dipakai Aneka Gereja
Gereja "Golgota" Makam Suci di Yerusalem digunakan bersama oleh jemaat Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Apostolik Armenia. Juga oleh Ortodoks Koptik, Ortodoks Syriac, dan Ortodoks Ethiopia. Wah, rame ya!
Gereja Katolik di dunia ini ada banyak "cabang". Masing-masing berkembang sesuai sejarah dan tradisinya. Gereja Katolik Romawi, seperti yang ada di Indonesia, hanyalah satu saja dari aneka ragam gereja Katolik di dunia. Meski cara ibadah beda, inti iman sama. Jadi, kita semua basudara.
Akan tetapi, namanya saudara pun kadang bertengkar, kan? Nah, sama dengan pengguna Gereja Makam Kudus ini. Agar adil, kunci gereja ini dipegang juru kunci muslim.
Keluarga Muslim, Juru Kunci Gereja "Golgota"
Sejak abad ke-12, keluarga muslim Nuseibeh telah diserahi tanggung jawab untuk membuka pintu Gereja Makam Suci. Kunci itu diberikan kepada keluarga Nuseibeh oleh Saladin, sultan yang merebut Yerusalem dari Tentara Salib pada tahun 1187.Â
Kita tahu, Yerusalem sepanjang sejarah telah menjadi rebutan penguasa politik berdasarkan keinginan untuk menguasai tempat suci tersebut.Â
Saladin ingin memastikan bahwa gereja tidak dirusak oleh sesama saudaranya, kaum muslim. Ini yang pernah terjadi pada 1009 ketika khalifah Fatimiyah al-Hakim memerintahkan pembakaran sejumlah gereja di Tanah Suci untuk dibakar, termasuk Makam Suci. Akan tetapi, putra Al-Hakim menyetujui pembangunan kembali gereja pada tahun 1128.