3. India
Perdana Menteri India Narendra Modi sejak Selasa (24/3/2020) menerapkan karantina massal selama 21 hari. India menutup perkantoran dan pabrik-pabrik serta membatasi transportasi umum.
Baru berjalan lima hari, ribuan pekerja migran di seantero India mulai mudik. Ada yang tewas setelah berjalan puluhan bahkan ratusan kilometer untuk mudik. PM India akhirnya meminta maaf, namun ia mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan lain.
Kisah Sedih Lockdown di Manila
Seorang rekan penulis yang bertugas di Filipina mengisahkan kondisi keuangan warga Manila setelah penerapan community quarantine di kota itu.
Lembaga yang dipercayakan kepadanya kini sulit menggaji karyawan karena pemasukan nyaris tidak ada. Ia akhirnya merelakan penghasilan bulanannya untuk menggaji karyawan.
Di tengah situasi sulit itu, ia dimintai bantuan oleh seorang bapak. "Karena warga di wilayah kami dilarang keluar, efeknya kami tidak bisa bekerja. Sekarang keluarga kami kehabisan uang untuk membeli makanan terutama untuk dua anak kami yang masih kecil,” pinta bapak itu.
Akhirnya rekan penulis merelakan simpanan uang yang masih tersisa untuk membantu keluarga terdampak lockdown metro Manila itu.
Indonesia Lebih Perlu Calm Down
Tak dimungkiri, korona perlu dicegah dengan juga penerapan karantina wilayah. Pemerintah kita menyadari situasi Indonesia sebagai negara kepulauan. Karena itu, opsi lockdown nasional sejak awal tidak dipilih pemerintah Indonesia.
Dengan segala pertimbangan, Presiden Jokowi memilih menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat sejak Selasa (31/3/2020). Presiden Jokowi menegaskan, opsi yang dipilih adalah Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB).