Provinsi Bergamo dan kawasan Lombardia adalah episentrum penyebaran virus corona di Italia. Kasus corona pertama yang melibatkan pasien orang Italia dilaporkan terjadi di Codogno, hanya satu jam perjalanan mobil dari Bergamo.
Sampai 28 Maret, kasus positif corona di Bergamo mencapai hampir 8.400 kasus. Keadaan darurat ini membuat rumah sakit setempat tak mampu lagi menangani pasien corona.
Di tengah wabah corona yang merajalela, para suster perawat tetap menjalankan tugas mereka. Di daerah Bergamo, banyak suster merawat kaum lansia di aneka panti jompo dan klinik.
Sebagian dari para suster atau biarawati ini jatuh sakit tertular corona. Sebagian lagi wafat demi merawat kaum lansia dan pasien corona.
Para Suster Kaum Miskin di Institut Poverelle Bergamo kehilangan Suster Costantina Ranioli, seorang suster perawat di rumah sakit Bergamo yang wafat 25 Maret lalu.
"Dia adalah perawat yang sangat baik, sangat bersemangat, selalu ceria dan kami mengingatnya dengan penuh kasih sayang. Sayangnya setelah menderita corona selama sebulan, ia wafat," kenang Suster Carla Fiori, pimpinan kongregasi.
Suster Carla sendiri juga terjangkit corona. Sejak wabah itu meletus, Suster Carla dan para suster mengubah panti jompo yang mereka kelola menjadi klinik darurat yang bekerja sama dengan rumah sakit Paus Yohanes XXIII di Bergamo. Rumah sakit itu sudah tak sanggup merawat banyak pasien corona.
Suster Carla mengajak segenap kalangan masyarakat untuk mendukung karya para tenaga kesehatan dan para biarawati yang merawat pasien dan kaum lansia di tengah corona yang sungguh telah mengakibatkan kedaruratan kesehatan di Italia utara.
Karena itu Suster Carla Fiori meluncurkan gerakan“Dengan Hati yang Besar (Con Cuore Largo)” yang menampung donasi untuk membeli peralatan dan perangkat pelindung untuk tenaga kesehatan.
Doa Paus Fransiskus
Suster Constantina bukan satu-satunya biarawati Katolik yang wafat di tengah wabah corona di Italia. 12 suster baru-baru ini meninggal di daerah Bergamo. Untuk mereka dan semua biarawan-biarawati dan pastor yang wafat di tengah corona, Paus Fransiskus mempersembahkan Misa di Kapel Santa Marta, Vatikan pada 25 Maret lalu.
Kiprah Para Suster di tengah Wabah
Bukan hanya berdoa, para suster secara aktif juga membantu sesuai kemampuan mereka dalam penanganan corona di Italia. Selain bekerja sebagai perawat di rumah sakit, klinik, dan panti jompo dengan pasien (rawan) terjangkit corona, para biarawati juga membuat masker.
Contohnya, biara-biara di keuskupan Avellino termasuk biarawati Oblat dan biarawati Benediktin Mercogliano mulai memproduksi masker bagi mereka yang paling memerlukannya.
Inspirasi untuk Kita
Virus corona amat cepat menular dan berbahaya terutama bagi kaum lansia dan penderita penyakit bawaan seperti radang paru-paru dan diabetes. Meski sadar akan bahaya corona, para perawat (termasuk para suster perawat) berani mengorbankan diri demi kebaikan sesama manusia.
Tidak ada cinta yang lebih besar dibanding cinta seorang yang mengorbankan dirinya bagi saudaranya. Ini yang menjadi inspirasi bagi para suster dan bagi kita semua.
Doa kita agar mereka yang wafat demi sesama dan mereka yang wafat karena corona mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H