Tambah lagi, ujian pelajaran bahasa yang sebagian berupa pilihan ganda justru bikin siswa-siswi malas berpikir kritis. Mengapa harus repot-repot berpikir kalau jawaban soal sudah tersedia di kertas ujian?
Akibatnya, saat diminta memahami bacaan dan mengambil kesimpulan tersirat, sebagian (besar) anak-anak Indonesia merasa kesulitan.Â
Syukurlah, di negara kita sejumlah sekolah, pendidik, dan pegiat literasi sedang buat terobosan ciamik. Di Yoyjakarta, misalnya, ada metode Dinamika Edukasi Dasar di SD-SMP Mangunan Kalasan dan metode belajar eksploratif di Sanggar Anak Alam, Kasihan.
Di kedua sekolah itu, siswa lebih banyak diajak mikir, bukan menghafal dan membeo. Anak-anak diminta bertanya, membuat presentasi sederhana, menjelajah dunia sekitar, dan berkreasi.
 Kalau anak sejak kecil tak dibiasakan membaca dan mengambil hikmah dari bacaan, ketika dewasa nanti ia akan jadi mahasiswa plastik: plagiat dan ko-pas itu asyik!
 Nah, makanya pemerintah dan pegiat pendidikan dan literasi harus berusaha keras. Anggaran pendidikan yang konon sudah ditingkatkan itu jangan sampai bocor. Investasikan dalam pembelian buku-buku dan kegiatan literasi.
Pelajaran bahasa harusnya lebih memesona. Tugas sekolah bisa berupa review buku dalam format video YouTube, IG, TikTok, atau apa pun yang disukai kids zaman now.Â
Di rumah, orang tua juga amat berperan menumbuhkan kecintaan membaca. Memulai dengan menceritakan dongeng sebelum tidur bisa jadi awal yang baik. Sebagai hadiah ultah atau kenaikan kelas, orang tua bisa membelikan buku bacaan alih-alih mainan atau gawai yang belum tentu sesuai usia mereka.Â
Kisah Callum Manning yang dibully gegara suka baca buku namun akhirnya mendapat banyak dukungan kiranya jadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia. Membaca buku itu mungkin bukan hobi yang kelihatan keren, tapi sangat bermanfaat.
Semoga kelak, mulai ada anak-anak Indonesia yang mengikuti jejak Callum Manning sebagai anak yang hobi baca buku dan menulis review di medsos. Itu tandanya, ada kemajuan di negeri yang menurut Donald Trump sudah jadi negara maju.Â
Salam literasi!