Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Rahasia Dominasi Liverpool dan Hikmahnya untuk Timnas Indonesia

8 Maret 2020   17:22 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:46 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai fans Manchester United, jujur saya iri dengan dominasi Liverpool di Liga Inggris musim ini. Musim lalu, Liverpool telah menunjukkan kelasnya dengan menduduki peringkat kedua di bawah Manchester City. 

Poin Manchester City 98 sedangkan Liverpool 97. Cuma selisih 1 saja! Akan tetapi, musim ini justru Liverpool yang jauh meninggalkan Man City.

Liverpool yang telah memainkan 29 laga meraih 82 poin, sementara tim peringkat kedua, Manchester City yang baru menjalani 27 pertandingan cuma meraih 57 poin sampai Sabtu (7/3/2020). 

Dominasi Liverpool musim ini memang pantas membuat (pendukung) klub-klub lain iri sekaligus penasaran. Apa kunci rahasia dominasi Liverpool di Liga Inggris musim ini? Rupanya ada tiga!

1. Tuah Stadion Anfield dan Super Salah-Sadio

Dikutip dari OptaJoe,  Liverpool sampai sekarang telah memenangkan 22 pertandingan kandang Liga Premier terakhir mereka. Rekor ini adalah rekor kemenangan terpanjang dalam sejarah papan atas Liga Inggris. Terakhir, Liverpool kandaskan Bournemouth di kandang sendiri, Stadion Anfield dengan skor 2-1. 

Liverpool total sampai kini telah meraih 15 kemenangan dari 15 pertandingan kandang mereka. Total poin yang diraih di kandang adalah 45. Jauh selisihnya dengan Manchester City yangdalam 13 laga  cuma meraih 29 poin di Etihad, kandang mereka.

Menariknya, duo Mohamed Salah dan Sadio Man telah mencetak 27 gol dari 40 total gol Liverpool di Anfield. Super Salah dan Sadio amat ganas di kandang sendiri. Ini lah kunci rahasia pertama dominasi Liverpool musim ini.

2. Permainan Kolektif

Liverpool sebenarnya bukan klub yang jor-joran membeli pemain berharga selangit macam Ronaldo, Messi, Neymar, atau Mbappe. 

Hebatnya, Jurgen Klopp pandai membuat para pemain Liverpool yang tidak terlalu top bisa bermain klop.  Ini karena Klopp pandai membuat sistem bermain kolektif yang mengoptimalkan potensi setiap pemain Liverpool.

Salah, Sadio Mane, dan Firmino tadinya cuma pemain biasa jika dibanding Ronaldo atau Messi. Akan tetapi, setelah bergabung dengan Liverpool yang diarsiteki Klopp, tiga pemain semenjana ini menjelma jadi trio penyerang maut. 

Mohamed Salah telah mencetak 70 gol dalam 100 penampilannya di Liga Premier untuk Liverpool, tujuh gol lebih banyak daripada pemain lain dalam 100 pertandingan pertama mereka untuk klub. Salah melewati rekor Fernando Torres yang hanya mampu cetak 63 gol dalam 100 laga.

Contoh pemain semenjana yang dipoles Klopp jadi pemain dengan penampilan menawan adalah Alexander-Arnold. Sang bek kanan ini diberi kebebasan oleh Klopp dalam sistem permainan yang sesuai dengan kemampuannya sebagai bek sekaligus pengumpan yang baik. 

Pada musim 2019-2020 ini, Arnold bermain di semua laga Liga Inggris (29 laga) yang telah dimainkan Liverpool sampai detik ini. Ia membuat catatan mengesankan: 2 gol dan 12 umpan. Lebih baik dari musim lalu saat ia hanya cetak 1 gol dan 12 umpan dalam 29 laga. Tak heran, Arnold dua tahun terakhir ini juga jadi pemain andalan di Timnas Inggris. 

Rahasia kedua dominasi Liverpool musim ini adalah permainan kolektif yang diterapkan Klopp.

3. Semangat Pantang Menyerah

Musim ini Liverpool berkali-kali kebobolan gol lebih dahulu, namun akhirnya bisa mencetak gol balasan bahkan gol kemenangan. Beberapa laga dramatis tersebut antara lain:

  • Liverpool 2-1 Leicester (James Milner mencetak gol penalti menit ke-95)
  • Manchester United 1-1 Liverpool (Gol penyama kedudukan pada menit ke-85 oleh Adam Lallana)
  • Aston Villa 1-2 Liverpool (Andy Robertson mencetak gol penyeimbang pada menit ke-87 sebelum Sadio Mane mencetak gol kemenangan pada menit akhir pertandingan)

Klopp pandai memotivasi para pemain Liverpool, juga saat sedang dalam keadaan tertinggal oleh lawan-lawan mereka. Apa yang dilakukan Klopp ini mengingatkan kita pada sosok Alex Ferguson, manajer hebat Manchester United. 

Saat dilatih Ferguson, MU sering kebobolan dulu sebelum akhirnya menang. Tidak berlebihan jika kini Klopp telah menjelma jadi The New Sir Alex Ferguson dalam hal kemahiran memotivasi tim yang sedang tertinggal.

Rahasia ketiga dominasi The Reds musim ini adalah semangat pantang menyerah yang ditunjukkan Klopp dan para pemain asuhannya.

Hikmah untuk Timnas Indonesia

Apa hikmah kunci rahasia dominasi Liverpool untuk timnas Indonesia? Kita simak dulu perkembangan terkini timnas kita.

Timnas Indonesia memasuki era baru di bawah pelatih Shin Tae-yong. Pelatih dari Korea Selatan ini resmi jadi pelatih baru timnas Indonesia sejak 28/12/2019 lalu. Ia menggantikan pelatih Timnas Garuda sebelumnya, Simon McMenemy. Shin Tae-yong memang sedang membangun kembali fondasi Timnas kita, baik senior maupun junior. 

Ditilik dari hasil ujicoba, Shin bisa dibilang belum memberikan hasil menggembirakan. Dari enam pertandingan yang telah dijalani di bawah kendali Shin tae-yong, timnas Indonesia harus menelan lima kekalahan. 

Timnas U19 Indonesia asuhan Shin Tae-yong menelan empat kekalahan dari sekali menang saat melawan beberapa klub Korea Selatan dalam TC di Thailand. 

Sementara itu, Timnas Senior Indonesia kalah dalam satu kali laga uji coba dari tim promosi Liga 1 2020 Persita Tangerang dengan skor 1-4 pada 21 Februari lalu.

Terus terang saja, mengharapkan Shin seorang untuk mengangkat prestasi timnas jelas suatu mimpi di siang bolong. Para pemain timnas kita harus juga mampu mengikuti ritme latihan dan tuntutan Shin Tae-yong. 

Harapan tinggi pecinta sepak bola tanah air pada timnas harus dihadapkan juga pada kenyataan mutu pemain timnas kita. Jujur, dengan postur tidak tinggi, stamina dan kualitas teknik yang pas-pasan, timnas kita sulit menyaingi timnas negara-negara hebat dalam sepak bola. 

Akan tetapi, timnas kita bisa mencontoh Liverpool yang bisa berjaya karena permainan kolektif dan semangat pantang menyerah. Shin Tae-yong jelas punya visi permainan kolektif dan spirit pantang menyerah ini. Terbukti, timnas Korsel asuhannya bahkan mampu menundukkan Jerman dengan skor 2-0 di Piala Dunia 2018. 

Masalahnya, mau dan mampukah para pemain timnas kita untuk beradaptasi dengan permainan kolektif dan pantang menyerah ala Shin tae-yong dan Jurgen Klopp? 

Pengamatan saya, beberapa bintang timnas muda maupun senior masih cenderung egois dan individualis ketika bermain untuk timnas. Memaksakan diri melewati pemain lawan padahal ada kawan yang posisinya bebas. Menembak langsung dari luar kotak penalti padahal ada rekan siap cetak gol dari dalam kotak. 

Ah, sudahlah...kita sudah hafal dengan tingkah sebagian pemain timnas kita yang merasa diri selevel Ronaldo, padahal bisanya gocak-gocek sembrono. 

Timnas Garuda, kalau mau maju, tirulah Manchester United musim ini. Eh maaf..cinta saya pada klubnya Sir Ferguson masih terlalu kuat. Bahkan dominasi Liverpool musim ini tak akan buat diriku berpaling ke lain hati. Glory-glory Man United!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun