Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

SARS CoV-2 Itu Penyebab COVID-19 menurut WHO

25 Februari 2020   06:01 Diperbarui: 13 Maret 2020   21:15 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangyar Google search-dokpri

Dahi tetiba berkerut saat menyimak berita Kompas.com bertajuk "Mengenal Hubungan SARS-CoV-2 dan Covid-19 Kaitannya Virus Corona, Berikut Penjelasannya.. (24/2).

Berita ini terkait pria Jepang yang berlibur ke Bali pada 15-19 Februari 2020 dan ternyata sekembali ke Jepang, dinyatakan positif SARS CoV-2 pada 22 Februari. Si pria ini dikabarkan dalam masa pemulihan kesehatan.

Saat dikonfirmasi, Achmad Yurianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa si pria ini terkena SARS CoV-2, bukan COVID-19. "Kalau yang menjadi wabah saat ini kan Covid-19. Sementara itu, ada ahli yang mengatakan perbedaan antara Covid-19 dengan virus SARS CoV-2 itu sampai 70 persen," terang Yuri.

SARS CoV-2 Penyebab COVID-19

Benarkah SARS CoV-2 itu beda dengan COVID-19? Benarkah SARS CoV-2 tidak berkaitan dengan COVID-19?

Laman resmi WHO atau Badan Kesehatan Dunia memuat artikel "Naming the coronavirus disease (COVID-2019) and the virus that causes it"

Dalam laman itu, jelas ditulis dalam bahasa Inggris.  

Terjemahannya:

Nama resmi telah diumumkan untuk virus penyebab COVID-19 (yang semula dikenal sebagai "novel coronavirus 2019") dan penyakit yang diakibatkannya. Nama-nama resmi adalah:

Penyakit: penyakit virus corona (COVID-19) -catatan: CO = corona; VI=virus; D=disease; -19 = 2019

Virus: sindrom pernapasan akut berat coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Mengapa WHO menggunakan nama wabah COVID-19?

WHO memilih untuk mempopulerkan penggunaan nama wabah  COVID-19 dengan alasan berikut. 

Dari sudut pandang komunikasi, menggunakan nama SARS dapat menimbulkan dampak yang tak diinginkan dalam hal menciptakan ketakutan tak beralasan bagi beberapa wilayah, khususnya di Asia yang dulu paling parah terdampak wabah SARS pada 2003.

Karena alasan ini dan alasan lain, WHO mulai menyebut virus sebagai "virus yang menyebabkan COVID-19" atau "virus COVID-19" saat berkomunikasi dengan masyarakat. Tak satupun dari dua sebutan itu dimaksudkan untuk mengganti nama resmi virus yang telah disepakati ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses), yakni SARS CoV-2.

Kesimpulan Sederhana

Kesimpulan sederhananya, WHO menyebut COVID-19 sebagai penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2. 

Atau, virus SARS CoV-2 adalah penyebab COVID-19.

Memang, virus SARS CoV-2 berbeda dengan virus SARS (SARS-CoV) . Tapi, jelas bahwa virus SARS CoV-2 adalah penyebab COVID-19. 

Bukti-bukti lain

Sebenarnya amat mudah mencari bukti-bukti lain yang memperkuat fakta bahwa memang virus SARS CoV-2 adalah penyebab COVID-19. 

Berikut hasil pencarian di mesin peramban, dengan memperhatikan laman atau situs yang sungguh tepercaya:

Bukti pertama:

tangyar Google search-dokpri
tangyar Google search-dokpri
Berita 3 hari lalu NEJM Journal Watch mengatakan, kemunculan virus baru mirip SARS di Hubei, China yang dinamai SARS-CoV-2.

Bukti kedua:

tangyar Google search-dokpri
tangyar Google search-dokpri
Laman resmi WHO memuat ulasan tentang potensi persistennya SARS CoV-2, yang menyebabkan COVID-19 pada makanan yang diperdagangkan secara internasional.

Bukti ketiga:

tangyar Google search-dokpri
tangyar Google search-dokpri
Sebuah artikel ilmiah oleh L Zou yang menulis, epidemi novel coronavirus 2019 (SARS-CoV-2) pertama dilaporkan Desember 2019 di Wuhan, China.

Bukti keempat:

Situs resmi European Centre for Disease Prevention and Control ini menulis, 

The 2019 novel coronavirus is  now named severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) while the disease associated with it is referred to as COVID-19.

Novel coronavirus 2019 ini sekarang dinamai SARS CoV-2, sementara penyakit yang disebabkannya disebut COVID-19.

Dari hati terdalam, penulis sebagai bagian dari warga masyarakat Indonesia mengharapkan agar Kemenkes jujur saja mengatakan bahwa SARS CoV-2 itu penyebab COVID-19.

Kemenkes jujur saja mengakui bahwa pria Jepang yang sempat berlibur di Bali itu terinfeksi virus SARS CoV-2 sehingga ia menderita COVID-19.

Penting diingat, pria ini sempat mengeluh sakit sebelum berlibur ke Bali, Indonesia. Jadi, patut segera dilacak dengan siapa pria ini pernah berkontak dan lokasi mana saja yang pernah ia singgahi di Bali.

Negara-negara lain di dunia serius dan transparan soal COVID-19 ini. Tak ada gunanya kita bermain tata kata dalam menghadapi wabah corona COVID-19 yang disebabkan virus SARS CoV-2.

Belajar dari Korea Selatan

Reaksi pemerintah Korea Selatan atas merebaknya wabah COVID-19 di Negeri Ginseng seharusnya jadi pelajaran bagi Indonesia. Pemerintah Korea Selatan melakukan tanpa ragu, Korea Selatan memblokade sejumlah kota dan tempat ibadah (!) sebuah sekte lokasi terjadinya penularan COVID-19. 

Sementara itu, apa yang sudah dilakukan Pemerintah Republik Indonesia, terkhusus Kementerian Kesehatan? Tentu sudah banyak upaya, antara lain menangkal penumpang dari daerah wabah, memulangkan WNI dari Wuhan, dan sebagainya. Kita apresiasi kerja keras Pemerintah Indonesia, khususnya Kemenkes.

Amat disayangkan bila kinerja positif Kemenkes itu hari-hari ini menjadi dipertanyakan karena permainan kata-kata yang berpotensi mengaburkan kebenaran.

Sudahlah, setop bermain istilah. WHO telah tegas menerangkan, virus SARS CoV-2 adalah penyebab COVID-19. 

Sekarang tugas kita mendukung Kemenkes untuk mengulik, apakah ada warga Indonesia yang sempat terpapar virus penyebab COVID-19 dari pria Jepang tersebut.

--

NB: Jika Kemenkes nanti dapat menunjukkan referensi ilmiah yang menerangkan bahwa SARS CoV-2 berbeda secara signifikan dari apa yang saya terangkan, yakni sebagai penyebab COVID-19, dengan rendah hati Ruang Berbagi akan mengubah artikel ini. 

Baca tulisan terkait: Thermal Scanner Bandara Tak Sempurna Deteksi Corona

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun