Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Salah Artikan "Galuh" sebagai "Brutal", Cermin Kamus Jarang Dibaca

29 Maret 2020   08:07 Diperbarui: 29 Maret 2020   12:56 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya, sebagian penulis dan warga enggan membuka kamus untuk mempelajari kekayaan bahasa persatuan kita. Gejala ini dapat kita deteksi berdasarkan minimnya jumlah pencarian dalam laman KBBI daring. Tahun 2018 tercatat hanya sekitar 15,7 juta pencarian. Catatan penting, satu pengguna dapat saja mencari berkali-kali sehingga jumlah 15,7 juta pencarian itu tidak mewakili jumlah pengguna nyata.  

Skor PISA rendah
Dikutip dari Antara, hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diselenggarakan oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dirilis oleh OECD di Paris, Perancis, mengindikasikan rendahnya kemampuan siswa Indonesia dalam membaca. Para siswa Indonesia hanya mendapat skor rerata 371, jauh di bawah rata-rata OECD yakni 487.

Rendahnya kemampuan membaca ini kiranya terkait dengan kurangnya pembiasaan bagi para siswa untuk membaca dan menggunakan pustaka sebagai rujukan ilmiah.

Pendidikan bahasa kita tampak nyata dalam "hancurnya" tata bahasa Indonesia sebagian besar masyarakat. Coba saja, bukankah kita sering menjumpai salah kaprah penggunaan imbuhan "di" sebagai  kata kerja pasif yang ditulis terpisah? Seharusnya "dimakan" justru ditulis "di makan". 

Bahkan sejumlah pejabat pun tidak mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Membuat kalimat dengan kata-kata bahasa Indonesia justru terasa sulit, berat, dan "kampungan". 

Seakan-akan ada keharusan untuk memakai kata-kata bahasa Inggris agar kelihatan cerdas. Padahal, itu karena enggan belajar bahasa Indonesia. Malas membuka kamus bahasa persatuan nasional. Tak mau mencintai bahasa sendiri.

Semoga salah paham arti kata galuh ini menjadi cambuk bagi kita semua untuk rajin mempelajari bahasa persatuan kita.

Zaman kiwari, kamus dan tesaurus sudah tersedia secara daring. Gratis pula. Ini utas KBBI daring dan tesaurus daring. Klik saja. Mudah sekali, bukan?.

Rujukan: 1, 2 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun