Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

WHO: Virus Corona Nama Resminya Covid-19, Setop Stigmatisasi

13 Februari 2020   07:18 Diperbarui: 20 Februari 2020   16:43 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid-19 saat dilihat dengan mikroskop-Getty Images

Akhirnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan nama resmi untuk  virus corona atau coronavirus 2019-nCoV. Virus korona jenis baru ini nama resminya Covid-19.

"Kita kini punya nama (resmi) untuk virus ini:  Covid-19," kata Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa. Tedros menerangkan, nama baru itu dipilih sesuai prosedur resmi WHO untuk memberi nama virus tanpa melakukan stigmatisasi pada negara, daerah, dan hewan tertentu. 

Arti Covid-19

Covid-19 terdiri dari sejumlah unsur:

- "Co" merujuk pada corona atau korona; 

- "vi" merujuk pada "virus", 

- "d" merujuk pada "disease (penyakit)", 

- "19" merujuk pada tahun 2019, tepatnya Desember 2019 saat Covid-19 mulai merebak di Wuhan.

Sebelum diberi nama resmi, virus yang muncul Desember 2019 di Wuhan ini memang mendapat aneka nama. Tadinya,  virus korona ini juga disebut SARS-CoV-2 oleh International Committee on Taxonomy of Viruses. Media massa menyebutnya sebagai virus korona atau corona dari China. Ada yang menyebutnya virus korona Wuhan. 

Media massa dan warga(net) yang kurang peka secara sadar maupun tak sadar memberikan stigma pada negara dan etnis tertentu ketika menamai virus ini sebagai virus China atau virus Wuhan. Jujur, saya pun pernah menggunakan nama virus Wuhan untuk menamai virus Covid-19.

Menyebut virus Covid-19 sebagai virus China tidak tepat secara ilmiah karena sejarah mencatat, ada sejumlah virus yang memang muncul di China. Pada 1910 merebak virus bubonic plague atau pes di Negeri Tirai Bambu. Lantas pada tahun 1996 mewabah virus burung atau H5N1 di Guangdong. Menyusul pada 2002-2003 virus SARS di China Selatan. 

Sementara itu, menamai virus yang telah menewaskan lebih dari seribu orang di dunia itu sebagai virus Wuhan rupanya juga merupakan stigmatisasi terhadap warga Wuhan. 

Terkait dengan hewan inang atau pembawa virus Covid-19, para akademisi dan praktisi kesehatan masih belum sepakat. Awalnya, sejumlah peneliti menduga Covid-19 berasal dari ular yang memakan kelelawar yang terjangkit Covid-19. Akan tetapi, belakangan ada peneliti yang mengklaim virus Covid-19 ini inangnya adalah trenggiling.

Nah, WHO juga bersikap hati-hati dengan tidak menamai virus baru ini sebagai virus kelelawar, virus ular, atau virus trenggiling. Ini dilakukan untuk menghindari stigmatisasi terhadap spesies atau jenis hewan tertentu. 

Dikhawatirkan, stigmatisasi terhadap hewan membuat hewan tersebut terancam dibantai atau diperlakukan buruk oleh manusia. Karena itu, dipilih nama Covid-19 yang netral dan "ramah" pada semua makhluk.

Alasan lain, WHO memilih nama yang mudah diucapkan dalam aneka bahasa. Kiranya pemilihan nama Covid-19 sudah tepat karena nama ini relatif mudah diucapkan dan diingat orang dari berbagai bangsa di dunia. 

Jadi, mulai saat ini mari kita setop stigmatisasi saat kita memakai aneka nama yang tidak resmi untuk Covid-19. Jangan lagi menyebut Covid-19 sebagai virus (dari) China, virus Wuhan, atau virus Tiongkok. Setop pula menyebutnya sebagai virus kelelawar, virus ular, atau virus trenggiling. 

Mari kita sebut virus ini dengan nama resminya: Covid-19. Setop segala bentuk stigmatisasi, entah disadari ataupun tidak. 

Yang lebih penting, jangan sebarkan hoaks tentang Covid-19 dan bersikap lah rasional dalam menjaga kesehatan diri. Tak perlu panik menghadapi Covid-19. Kita bersyukur, sejauh ini Indonesia relatif aman dari wabah akibat Covid-19. Semoga demikian untuk seterusnya. 

Salam sehat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun