Selibat Tak Bisa Jatuh Cinta?
Apakah imam Katolik yang selibat tidak bisa jatuh cinta? Waduh, jawabannya mudah sekali: bisa banget. Jatuh cinta adalah pengalaman tiap manusia yang normal.
Justru seleksi motivasi seseorang (melanjutkan proses) jadi imam itu, salah satunya, adalah saat merasakan jatuh cinta. Sebelum ditahbiskan sebagai diakon, jika memang merasa jadi imam itu berat, ya bebas saja mengundurkan diri dan memilih hidup berkeluarga.Â
Jika jatuh cinta dirasakan saat jadi imam, pandai-pandai menerima perasaan itu sebagai karunia dari Tuhan. Toh, kalau hanya perasaan saja kan tidak harus diteruskan ke jenjang pernikahan, kan?Â
Jika ternyata ada imam yang merasa berat dan ingin meninggalkan imamatnya, hal ini tentu tidak ideal, tetapi terjadi. Dalam hal ini, Gereja juga tidak lantas merampas kebebasan seseorang. Gereja dapat melakukan proses pengawaman (laisasi) pada imam yang meninggalkan imamatnya.Â
Wasana Kata
Demikian uniknya sejarah, makna, dan salah paham selibat imam Katolik. Ada satu tema lagi yang belum saya bahas, yaitu kaum biarawan-biarawati yang mengucap tiga kaul kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan. Karena luasnya tema, tidak mungkin saya satukan dengan artikel tentang selibat para imam Katolik ini. Salam damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H