Perang Dunia Pertama (PD I) berlangsung dari 1914 hingga 1918. Lebih dari 70 juta personel militer terlibat dalam perang dahsyat yang memakan korban sembilan juta pejuang dan tujuh juta warga sipil.Â
PD I adalah adu banteng antara dua poros: Jerman dan Sekutu. Menariknya, pada Natal 1914 sempat terjadi Gencatan Senjata Natal secara spontan antara kedua kubu. Bagaimana awal mula dan drama kisah menyentuh jiwa dari medan perang ini? Apa hikmahnya bagi kita?
Sekitar 100.000 pasukan Inggris dan Jerman terlibat dalam gencatan senjata tak resmi di sepanjang Front Barat. Gencatan senjata pertama dimulai pada Malam Natal 1914, ketika pasukan Jerman menghias daerah di sekitar parit pertahanan mereka di wilayah Ypres, Belgia dan khususnya di Saint-Yvon.
Awal Mula dari Lagu "Malam Kudus"
Serdadu Jerman menyalakan lilin di parit dan pohon Natal, lalu melanjutkan perayaan dengan menyanyikan lagu-lagu Natal, terutama lagu "Malam Kudus" atau Stille Nacht. Tentara Inggris yang berada hanya beberapa ratus meter merespons dengan menyanyikan lagu-lagu Natal berbahasa Inggris, tentu saja termasuk Holy Night.Â
Kedua belah pihak melanjutkan dengan meneriakkan "Selamat Natal" satu sama lain. Segera setelah itu, para serdadu bertemu di wilayah yang memisahkan parit-parit pertahanan mereka. Mereka adalah serdadu Jerman dan Inggris atau Perancis.Â
Kado dan Sepak Bola Bersama
Pada Gencatan Senjata Natal 1914 itu, kedua kubu sepakat untuk tidak saling menyerang. Pada kesempatan indah di hari Natal itu, para tentara yang biasanya saling tembak berubah seratus delapan puluh derajat. Para tentara ini saling bertukar hadiah kecil. Ada makanan, tembakau dan minuman. Juga suvenir seperti kancing dan topi.
Selain itu, mereka juga mengurus pemakaman bagi korban tewas yang belum sempat dimakamkan secara layak. Sungguh, Natal 1914 adalah hari terindah bagi para serdadu yang terlibat dalam Gencatan Senjata Natal yang penuh memori akan makna cinta kasih.
Video ini adalah iklan yang menampilkan secara apik dramatisasi Christmast Truce itu.