Membuka toko kue di mal yang ramai tentu menarik kedatangan konsumen lintas agama, lalu kan konsumen kecewa jika ternyata toko itu hanya melayani agama tertentu saja. Lain halnya jika membuka toko perlengkapan ibadah atau rohani, tentu hampir seluruh konsumen yang datang adalah pemeluk agama tertentu. Tak perlu acara pasang pengumuman "toko ini dilarang ini-itu".Â
Ini pun sejatinya tidak ideal karena tetap bisa membentuk tembok-tembok pemisah, namun bisa jadi pilihan "minus malum" atau pilihan terakhir.Â
Hikmah bagi Pebisnis di Indonesia Berpancasila
Apa hikmah kasus Tous Les Jours bagi pebisnis di Indonesia berpancasila? Sebagai entitas bisnis di negara yang berlandaskan Pancasila, tiap pebisnis di Indonesia kiranya wajib mempraktikkan juga nilai-nilai kebhinekaan dan kebangsaan.
Kita sepakat -entah kita ini dari suku, agama, dan ras mana-bahwa tanah air kita adalah tanah air yang satu dan sama. Kita sepakat bahwa Pancasila dengan, antara lain, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Persatuan Indonesia adalah nilai-nilai yang patut kita hayati dalam hidup sehari-hari. Juga dalam berbisnis.
Gesekan-gesekan berbau perdebatan soal agama dalam masyarakat sebenarnya tidak perlu terjadi jika semua pebisnis dan pengusaha -besar dan kecil- menerapkan keluhuran Pancasila dan cinta kepada sesama warga bangsa.
Bukankah tujuan berbisnis itu mulia: mengangkat harkat manusia yang terlibat di dalamnya dengan rezeki yang didapat dengan cara yang sah dan sesuai ajaran-ajaran luhur semua agama?
Sekadar Kisah Keindahan Berbisnis Lintas Agama
Adik penulis memiliki sebuah usaha yang mempekerjakan karyawan dari agama-agama yang berbeda. Justru kebanyakan karyawan di situ tidak seagama dengan si pemilik usaha.Â
Keindahan terjadi saat adik saya susah-payah mengusahakan agar karyawan-karyawan yang merayakan lebaran bisa mendapat Tunjangan Hari Raya. Padahal, bisnis adik penulis sedang sepi. Prinsipnya, hak-hak karyawan dalam hal kebebasan beribadah dan keleluasaan serta kegembiraan karyawan dalam merayakan hari-hari besar agama harus dijamin olehnya sebagai pebisnis.
Justru karena karyawan berbeda-beda agama, adik saya senang karena di saat agama A berhari raya, masih ada karyawan beragama B yang bisa bergantian menjalankan roda bisnisnya.Â