Kiranya, jika tak keberatan, setiap agama dan kepercayaan di Indonesia bisa mengadopsi ungkapan pahlawan nasional kita di atas dengan mengatakan:
- Seratus persen Islam, seratus persen Indonesia
- Seratus persen Kristen, seratus persen Indonesia
- Seratus persen Hindu, seratus persen Indonesia
- Seratus persen Buddha, seratus persen Indonesia
- Seratus persen Kong Hu Cu, seratus persen Indonesia
- Seratus persen penganut kepercayaan, seratus persen Indonesia
Hendaknya kita juga ingat kebijaksanaan Jawa "empan papan". Artinya pandai menerapkan sesuatu sesuai tempat dan konteksnya.
Betapapun inginnya kita setia pada ajaran agama sendiri, amat terpuji bila keinginan mulia itu diterapkan secara "empan papan" dalam konteks bernegara dan bermasyarakat.
Hemat penulis, Presiden Jokowi dan tokoh sekaliber Sandiaga Uno yang mengucapkan salam agama tentu termasuk pribadi-pribadi yang tahu menempatkan diri. Akan menarik seandainya Presiden Jokowi dan Sandiaga membahas soal salam agama ini dalam wawancara dengan wartawan agar kita dapat mengerti, mengapa mereka berdua selama ini mengucapkan salam agama yang baru-baru ini jadi obrolan hangat....
Salam cinta Indonesia. Dari saya yang berasal dari keluarga Bhinneka Tunggal Ika :)
Rujukan:Â
- news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4778988/ini-imbauan-mui-jatim-soal-pejabat-tak-gunakan-salam-pembuka-semua-agama
- bbc.com/indonesia/indonesia-46813787
- filosofico.net/Antologia_file/AntologiaA/ARISTOTELE_%20IN%20MEDIO%20STAT%20VIRTUS.htmÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI