Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosok Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo yang Diangkat Jadi Kardinal

1 September 2019   22:25 Diperbarui: 1 September 2019   22:59 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uskup Agung Jakarta Monsignor Ignatius Suharyo diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus, Minggu (1/9/2019). Mgr Suharyo ditetapkan bersama 12 calon lainnya.

Para kardinal baru ini diumumkan ketika Doa Malaikat Tuhan (Angelus) yang digelar pukul 12.00 siang waktu setempat. Mgr Ignatius Suharyo yang juga Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) rencananya dilantik oleh Paus Fransiskus sebagai kardinal baru pada 5 Oktober 2019. Pelantikan tersebut akan diadakan di Vatikan.

Makna Dipilihnya Para Kardinal Baru

Paus Fransiskus mengatakan bahwa dipilihnya kardinal baru, termasuk kardinal baru untuk Indonesia "mengungkapkan panggilan perutusan Gereja Katolik untuk melanjutkan warta belas-kasih Tuhan pada seluruh bangsa di dunia."

Selain dari Jakarta (Indonesia), kardinal baru berasal dari San Cristobal de la Habana (Kuba), Kinshasa (Rep. Demokratik Kongo), Luxemburg, Huehuetenamgo (Guatemala), Bologna (Italia), Rabat (Maroko), dan beberapa negara lain.

Profil Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo

Mgr Suharyo lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, pada 9 Juli 1950. Ia anak ketujuh dari sepuluh bersaudara buah perkawinan Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjodisastra.

Suharyo menamatkan pendidikan menengah di seminari St Petrus Kanisius di Mertoyudan, Jawa Tengah pada tahun 1968. Gelar sarjana dalam bidang Filsafat dan Teologi ia raih di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 1971. Ia ditahbiskan menjadi imam Keuskupan Agung Semarang pada 26 Januari 1976.

Ia diutus untuk studi lanjut di Roma dan berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Kepausan Urbaniana, Roma, pada tahun 1981. Ia mengepalai fakultas filsafat dan sosiologi di Santa Dharma dari 1983 hingga 1993. Ia juga menjadi dekan di fakultas teologi di Santa Dharma dari 1993 hingga 1997.

Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Agung Semarang pada 21 April 1997. Ia menerima pentahbisan uskup dari Kardinal Julius Darmaatmadja pada 22 Agustus 1997. Semboyan yang ia pilih sebagai uskup adalah Serviens Domino Cum Omni Humilitate (Kis 20:19). Artinya, melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati. 

Pada 25 Juli 2009, Paus Benediktus XVI mengangkatnya menjadi Uskup Agung Coajutor di Jakarta. Dia menjadi Uskup Agung Jakarta pada 28 Juni 2010, ketika Paus Benediktus XVI menerima pengunduran diri Julius Kardinal Darmaatmadja. Ia terpilih sebagai ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pada 2012.

Sosok Ignatius Suharyo yang Melayani dengan Rendah Hati

Bagi orang-orang yang mengenalnya, Monsignor Ignatius Suharyo atau Monsinyur Haryo, adalah sosok gembala yang berwawasan luas, rendah hati,  dan mahir menyampaikan pesan.

Khotbah, kuliah, dan ceramah beliau sajikan dengan bahasa sederhana. Beliau amat piawai menuturkan pesan melalui kisah-kisah inspiratif yang menggugah. Siapa pun yang mendengarkan khotbah dan ceramah beliau dibuat terpesona oleh kekayaan wawasan dan kemahiran menyampaikan pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Sebuah kisah yang pernah beliau sampaikan kurang lebih demikian:

Seorang pemuda bersemangat mencari ramuan yang bisa mengubah air garam menjadi air tawar untuk mengatasi krisis air minum dan air tawar di dunia. Pemuda ini mendapat kabar, ada seorang guru bijaksana di puncak gunung yang mengetahui ramuan itu. 

Demi menyelamatkan jutaan orang dengan ramuan bermanfaat itu, si pemuda ini datang ke kaki gunung itu. Seorang warga desa memberitahu bahwa ketika berjumpa si guru bijaksana, hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja.

Saat mendaki gunung, si pemuda berkata dalam hati, "Ah, mudah sekali. Ketika bertemu sang guru nanti, aku akan bertanya bagaimana cara mengubah air laut jadi air tawar untuk menyelamatkan banyak orang dari kehausan dan kekeringan."

Sesampainya di puncak gunung, si pemuda mengetuk pintu pertapaan si guru bijaksana. Pintu segera dibukakan oleh sang guru kebijaksanaan. Si pemuda terkejut, ternyata guru kebijaksanaan itu bukan seorang pria tua. Sebaliknya, sang guru bijaksana adalah seorang gadis jelita.

Sang guru bijaksana lantas bertanya pada si pemuda, "Apa satu pertanyaanmu yang pasti akan saya jawab?"

Sang pemuda yang telanjur terpesona ini bertanya, "Apakah guru bijaksana mau menikah dengan hamba?".

Saat berwawan hati dengan para imam dan calon imam sewaktu masih bertugas sebagai Uskup Agung Semarang, beliau biasanya menggunakan bahasa Jawa halus (kromo inggil) sebagai tanda hormat pada lawan bicara. Ini sesuatu yang bagi orang Jawa pada khususnya amat menunjukkan kerendahan hati. Pasalnya, bisa saja beliau sebagai uskup dan seorang yang terhormat menggunakan bahasa Jawa "level biasa" atau ngoko, misalnya saat berbicara dengan para calon imam yang jauh lebih muda.

Arti Penting Terpilihnya Ignatius Suharyo sebagai Kardinal bagi Indonesia

Dalam Gereja Katolik ritus barat atau romawi, seorang paus dipilih oleh para kardinal. Namun, para kardinal yang merayakan ulang tahun ke-80 mereka sehari sebelum Tahta Apostolik menjadi kosong (karena kematian atau pengunduran diri Paus yang sedang bertahta) tidak berpartisipasi dalam pemilihan Paus yang baru.

Dengan demikian, setelah dilantik menjadi Kardinal nanti, Monsignor Ignatius Suharyo yang saat ini berusia 69 tahun bergabung ke dalam jajaran para kardinal di bawah usia 80 tahun yang berhak memilih paus baru, seandainya situasi menuntut demikian.

Dengan diangkatnya Ignatius Suharyo sebagai kardinal baru, kini Indonesia memiliki dua kardinal. Kardinal lain adalah Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja, S.J. Beliau lahir di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada 20 Desember 1934. Dengan demikian, beliau saat ini berusia 84 tahun.

Tahun 2017, Kardinal Yustinus (ketiga dari kiri) dan Mgr Ignatius (kedua dari kiri)-mirifica.net
Tahun 2017, Kardinal Yustinus (ketiga dari kiri) dan Mgr Ignatius (kedua dari kiri)-mirifica.net
Kardinal  Julius Darmaamadja, S.J adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma dari Indonesia sejak tahun 1994. Beliau juga pernah menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta dari 11 Januari 1996 sampai dengan 28 Juni 2010. Sebagai kardinal, ia juga turut serta dalam pemilihan Paus baru pada tahun 2005, yang akhirnya memilih Paus Benediktus XVI.

Dengan adanya dua kardinal di Indonesia menandakan bahwa Tahta Suci Vatikan memandang penting Indonesia sebagai negara dengan posisi strategis dalam dialog antaragama di dunia. 

Bersama tokoh-tokoh agama lain, dua kardinal asal Indonesia memang telah, sedang, dan akan memajukan kecintaan pada bangsa dan negara melalui dialog dan kerja sama lintas agama dan kepercayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun