Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku "Mencintai Santo Yusuf" Menguak Misteri Tunangan Maria

1 September 2019   09:01 Diperbarui: 16 April 2021   13:32 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bunda Maria dan Santo Yusuf (Sumber : thosecatholicmen.com)

"Tentang Maria, Bunda Yesus, tak habis-habis buku ditulis. Tentang Yusuf, tunangan Maria, terlalu sedikit buku ditulis." Berangkat dari keprihatinan ini, saya tergerak untuk menulis sebuah buku tentang Yusuf atau Yosef. 

Cover buku Santo Yusuf (shop.kanisiusmedia.co.id)
Cover buku Santo Yusuf (shop.kanisiusmedia.co.id)
Tulisan ini adalah nukilan dari buku berjudul "Mencintai Santo Yusuf: Renungan dan Aneka Devosi" yang baru saja diterbitkan oleh Penerbit Kanisius pada tahun 2019 ini. Buku ini adalah buku rohani kedua karya saya. Buku pertama saya ialah "Wanita-Wanita dalam Alkitab: 35 Kisah dan Renungan" yang terbit pada 2018 lalu. 

Cover buku Wanita-Wanita Mulia (shop.kanisiusmedia.co.id)
Cover buku Wanita-Wanita Mulia (shop.kanisiusmedia.co.id)
Misteri Yusuf 

Yusuf adalah pribadi yang menarik sekaligus penuh misteri. Tidak banyak yang kita ketahui tentangnya. Alkitab bahkan tidak mencatat sepatah kata pun yang pernah diucapkannya. 

Yusuf hanya muncul dalam kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Sewaktu Yesus dewasa berkarya hingga wafat-Nya di kayu salib, Yusuf seperti hilang ditelan bumi. Injil hanya mencatat kehadiran Maria, tanpa Yusuf di bawah salib Yesus. Mengapa begitu? Apa yang kemungkinan besar terjadi pada Yusuf?

Sungguh, ada banyak misteri seputar pribadi Yusuf yang selalu mengundang rasa ingin tahu kita. Buku "Mencintai Santo Yusuf" mengajak kita untuk menyibak misteri hidup dan keutamaan Yusuf, tunangan Maria. 

Makna Nama dan Keistimewaan Yusuf

Nama Yusuf dalam bahasa Ibrani adalah "Yosep" yang berarti: "TUHAN (Yahweh) menumbuhkan". Yusuf dari Nazaret menjalankan perannya sebagai salah satu penanggung jawab utama pertumbuhan Yesus dengan baik. 

Yusuf, tunangan Maria bukan pria biasa. Yusuf adalah pria istimewa karena ia berasal dari keluarga Daud (Luk 1:27), raja Israel yang diurapi TUHAN. Berkat Yusuf, Yesus dimasukkan dalam keturunan Daud. Hal ini menjadi jelas dalam silsilah Yesus yang disajikan oleh Injil Matius (Mat 1:1-17) dan Lukas (Luk 3:28-38). 

Dalam masyarakat Yahudi, ayahlah yang biasa menamai anak-anaknya. Contohnya, Zakharia menamai anaknya "Yohanes" (Luk 1:63). Yusuf menaati perkataan malaikat (Mat 1:21) dengan menamai anak yang dilahirkan Maria dengan nama "Yesus" (Mat 1:25b). 

"Yesus" berarti "TUHAN (Yahweh) menyelamatkan". Pemberian nama oleh Yusuf adalah bukti bahwa Yusuf mengakui Yesus sebagai anaknya secara hukum dan sosial.

Pekerjaan Yusuf dan Yesus: Tak Sekadar "Tukang Kayu"!

Dalam Bahasa Yunani, pekerjaan yang dilakukan Yusuf dan Yesus disebut sebagai tekton. Dalam Injil Markus, Yesus tidak disebut "anak tukang kayu", tetapi sebagai "tukang kayu".

Ada satu catatan penting mengenai penerjemahan istilah "tukang kayu". Alkitab versi Siria dan Koptik, serta para Bapa Gereja Yunani memilih menerjemahkan kata Yunani "tekton" sebagai "tukang kayu". Dalam Bahasa Ibrani, pekerjaan Yusuf disebut "naggar". 

Lazimnya, "tekton" diterjemahkan dalam Alkitab bahasa-bahasa modern sebagai "tukang kayu". Demikian pula para seniman biasa menggambarkan Yusuf dan Yesus sebagai "tukang kayu".

Sebenarnya, dalam bahasa Yunani yang adalah bahasa asli Injil, "tekton" berarti lebih luas dari sekadar tukang kayu. Selain mahir mengolah kayu, seorang "tekton" mahir juga memotong dan menyusun batu, membuat atap, dan melakukan hal-hal lain dalam pembangunan rumah.

Yusuf Pendidik yang Baik

Apa peran Yusuf dan Maria dalam pertumbuhan Yesus sehingga Ia "makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Luk 2:51-52)? Menurut sejumlah arkeolog, Nazaret pada zaman Yesus memiliki sebuah sinagoge. 

Akan tetapi, desa kecil ini kiranya tidak memiliki "bet sefer" (sekolah dasar) ataupun "bet midrash" (sekolah lanjutan). Artinya kemungkinan besar Yesus tidak pernah mengecap pendidikan di "bet sefer" ataupun "bet midrash".

Kita dapat menyimpulkan bahwa Yesus menerima pengajaran penuh hikmat bukan dari sekolah, tetapi dari Yusuf dan Maria dalam keseharian sebagai keluarga tukang kayu dan bangunan di Nazaret. 

Yusuf dan Maria juga berperan penting dalam pendidikan keagamaan Yesus dengan memberikan teladan nyata. Injil mencatat bahwa Yusuf dan Maria adalah orangtua yang taat pada perintah Tuhan dalam Taurat. 

Yusuf, Teladan Pria dan Suami Sepanjang Masa

Yusuf adalah teladan pria dan suami sepanjang masa. Kasihnya pada Maria dan Yesus sungguh luar biasa. Yusuf bekerja keras sebagai tukang kayu dan bangunan untuk menghidupi keluarganya yang hidup di masa sulit di bawah penjajahan Romawi. 

Yusuf mendidik Yesus sehingga Yesus bertumbuh menjadi pribadi yang saleh dan berwawasan luas, meski tak mengenyam pendidikan formal.

Santo Yusuf Idola Paus Fransiskus 

Paus Fransiskus yang memulai kepausannya tepat pada Hari Raya Santo Yusuf, 19 Maret 2013 memiliki devosi kuat pada Santo Yusuf. Paus Fransiskus berkata. 

"Saya sungguh mencintai Santo Yusuf karena ia seorang pribadi yang tangguh dan hening. Di meja saya ada gambar Santo Yusuf yang sedang tidur. Selagi tidur, Santo Yusuf menjaga Gereja! Saat saya menghadapi persoalan, saya tulis persoalan itu pada secarik kertas. Lalu kertas itu saya taruh di atas gambar Santo Yusuf agar ia memimpikannya! Maksud saya: Santo Yusuf, berdoalah untuk masalah yang sedang saya hadapi!"

Wasana Kata

Masih banyak hal menarik yang saya ulas secara mendalam dalam buku "Mencintai Santo Yusuf: Renungan dan Aneka Devosi". Sepengetahuan saya, buku ini adalah terobosan baru dalam pustaka berbahasa Indonesia mengenai pribadi Yusuf, mempelai Maria. 

Sebabnya, buku ini menggunakan penelusuran "tiga dalam satu": studi Alkitab, arkeologi, dan sejarah untuk menggali siapa Yusuf. Buku ini dilengkapi pula dengan pertanyaan renungan dan aneka doa-doa (baru) untuk menghormati Santo Yusuf. 

Beberapa doa baru yang untuk pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah: Rosario Santo Yusuf, Novena Santo Yusuf, dan Salam Yusuf.

Semoga buku bersahaja ini makin membantu umat kristiani untuk mengenal dan mencintai Santo Yusuf. Saya aturkan terima kasih pada kerabat, sahabat, dan rekan dalam tarekat Misionaris Keluarga Kudus atau Missionariorum a Sacra Famiglia (MSF) yang telah mendukung saya dalam proses penyusunan buku sederhana ini. 

Salam hangat untuk rekan Kompasianer dan pembaca Kompasiana nan budiman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun