Cori Gauff baru-baru ini mencetak rekor di turnamen Wimbledon. Di usianya yang baru 15 tahun 3 bulan, ia menjadi petenis termuda yang pernah lolos kualifikasi tunggal (putri) Wimbledon. Senin lalu, ia membuat kejutan dengan mengalahkan salah satu idolanya, Venus Williams 6-4, 6-4 di putaran pertama Wimbledon 2019. Sekadar informasi, Venus si pemegang peringkat 44 dunia sudah lima kali menjuarai tunggal putri Wimbledon.
Cori Gauff, petenis remaja Amerika ini bahkan belum lahir saat Venus Williams menjuarai dua gelar Wimbledon pertamanya. Maklum saja, Cori Gauff lahir 13 Maret 2004.Â
Ketika ditanya wartawan usai kemenangannya atas Venus, Cori Gauff menjawab, "Aku tak tahu bagaimana melukiskan perasaanku saat ini. Ini pertama kali aku menangis seusai pertandingan yang kumenangkan."
Lika-Liku Perjalanan Cori di Wimbledon
Setelah kalah di putaran kedua Perancis Terbuka, Cori yang akrab dipanggl Coco mampu lolos ke babak utama Wimbledon. Di babak penyisihan, ia mematahkan perlawanan pemegang peringkat 92 dunia, Aliona Bolsova, yang juga unggulan di babak kualifikasi. Coco lantas mengalahkan peringkat 128, Greet Minnen.Â
Ia masuk ke babak utama melalui wild card, dan langsung menghadapi idolanya, Venus Williams. Setelah menang atas Venus, Coco melaju ke babak keempat dengan kemenangan atas Magdalna Rybrikov dan Polona Hercog. Dalam pertandingan melawan Hercog, Coco berhasil bangkit dari ketertinggalan di set pertama. Coco akhirnya menang 3-6, 7-6, 7-5
Sayang, langkahnya di Wimbledon tahun ini harus terhenti setelah ia dikalahkan Simona Halep dengan 6-3, 6-3 pada babak keempat.Â
Inspirasi Cori Gauff
Cori mulai berlatih tenis sejak usia 6 tahun. Ia mulai bertanding di ajang ITF Junior pada usia 13 tahun. Meski berusia muda, Cori Gauff atau Coco sudah meraih banyak prestasi. Pada tahun 2017, Cori menjadi finalis termuda pada ajang US Open. Sayangnya, di final ia kalah. Â Ia adalah juara grand slam junior Perancis Terbuka 2018. Ia juga jawara di nomor ganda putri pada kejuaraan grand slam junior US Open 2018.Â
Kesuksesan Cori tak lepas dari kerja kerasnya dan juga dukungan orang tuanya. Saat Cori berusia tujuh tahun, orang tua mengajaknya pindah ke Delray Beach, Florida agar Cori dapat berlaih tenis dengan lebih baik di akademi tenis di kota ini. Ayah dan ibunya bahkan berhenti bekerja demi mendukung karier Cori. Ayahnya kini adalah pelatihnya sedang ibunya adalah "guru" homeschooling-nya.Â
Saat berusia 10 tahun, Cori mulai berlatih di akademi tenis Mouratoglou Academy yang dikepalai oleh Patrick Mouratoglou yang pernah lama melatih Serena Williams. Mouratoglou berkomentar, "Aku akan selalu mengingat saat pertama bertemu Coco. Ia datang ke akademi ini pada tahun 2014 untuk menjalani percobaan dan dia berhasil membuatku terkesan dengan determinasi dan semangat juangnya...Saya percaya ia akan menjadi nomor satu."
Di level junior, Cori berhasil menjuarai USTA Clay Court National 12. Menariknya, dengan usianya yang baru 10 tahun 3 bulan, Cori menjadi juara termuda turnamen itu.Â
Jalan masih panjang bagi Cori Gauff, sang "ratu kecil" tenis dunia. Ia masih 15 tahun tapi sudah mampu menaklukkan petenis senior berperingkat lebih tinggi. Bahkan Venus Williams, idolanya saat masih kecil, berhasil ia kalahkan di turnamen tenar sekelas Wimbledon.
Cori menunjukkan bahwa usia muda bukan halangan untuk mengukir prestasi di tengah persaingan dengan para senior. Cori membuktikan, yang nyaris mustahil bisa diraih dengan ketekunan dan kerja keras.
Secara khusus, Cori menjadi teladan bagi petenis-petenis muda kita seperti Tami Grande (yang pernah juara Wimbledon Junior 2014) bahwa seharusnya atlet muda harus haus prestasi dan tak minder menghadapi lawan-lawan dengan nama besar.
Sumber: en.wikipedia.org/wiki/Cori_Gauff
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H