Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Dizz10Y] Ngeblog itu Harusnya Nambah Kawan, Bukan Musuh

31 Mei 2019   13:54 Diperbarui: 31 Mei 2019   14:08 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca kisah Pak Dizzman bertajuk "Di Balik Keakraban Para Blogger", saya yang bukan blogger pro ini jadi tahu lika-liku dunia ngeblog profesional.

Rupanya ada saling sikut di balik keakraban para blogger dalam aneka acara kumpul bareng, kopi darat, dan seterusnya.

Sebabnya? "Sila pertama" tandingan sila pertama Pancasila. Bunyinya, "Keuangan yang mahakuasa".

Ya. Uang. Honor. Duit. It is all about the money. 

Pak Dizzman menulis demikian "Para blogger berlomba mengais rezeki bahkan hingga mengorbankan pertemanan demi meraih proyek yang nilainya mungkin tak terlalu besar. Apalagi kalau ada lomba blog atau pemilihan blogger, pasti akan timbul pro kontra walau belum berujung pada konflik fisik."

Ia melanjutkan, "Uang dan sejenisnya, termasuk kebanggaan, bahkan sekedar berburu goody bag, telah membuat sebagian blogger melenceng dari filosofi nge-blog itu sendiri."

Kembali ke Fitrah Seorang Narablog

Dalam tulisan Event Satu Dasawarsa bersama Kompasiana, Pak Dizzman secara bijak mengajak narablog kembali ke fitrah narablog. 

"Kita bergabung di K tidak hanya sekedar sharing pengetahuan saja, tapi juga connecting dengan sesama K'ers yang lain, bahkan hingga ke luar kota bergabung dengan Bolangers dan K-Jogs. Itulah yang menurut saya pembeda Kompasiana dengan blog-blog sejenis. Blog-blog lain hanya mengedepankan sharing tapi tanpa connecting sama sekali, malah terkesan garing," tulisnya.

Tentang sharing dan connecting ini, Pak Dizzman memberi contoh nyata saling  sapa. "Sayapun mulai mengubah gaya, yang dulunya cuma datang kopdar terus pulang, sekarang dengan adanya medsos saya mulai lebih aktif ngobrol dengan sesama Kompasianers sesuai dengan motonya Sharing and Connecting. 

Sekarang sayapun tidak hanya sekedar menulis saja sambil menunggu komentar, tapi juga ikut aktif berkomentar dan memberi nilai di artikel orang lain."

Kesan saya pada Kompasiana dan Kompasianer 

Saya anak baru di Kompasiana. Sebelum menulis di K, saya memang sudah senang menulis untuk kalangan internal Katolik. Blog pribadi juga sempat punya bertahun silam, hanya tidak berkembang karena memang tidak saya teruskan dengan konten baru.

Karena ingin membagikan inspirasi pada pembaca yang lebih luas, saya mulai menulis di K. Ternyata asyik. Banyak Kompasianer yang ramah dan rajing mengapresiasi. Tulisan pun dibaca lebih banyak pembaca dari aneka agama. Oleh karena itu, kemasan tulisan saya sesuaikan untuk pembaca umum, yang berasal dari aneka latar belakang, termasuk agama.

Salah satu pengalaman mengesan adalah tanggapan atas serial tulisan "Kisah Minggu Pagi". Tulisan pertama dalam serial itu adalah ini.

Tanggapan positif muncul dari banyak Kompasianer dari aneka agama dan latar belakang. Padahal, serial kisah itu awalnya saya tujukan terutama untuk pembaca kristiani di hari Minggu pagi. 

Tulisan kedua serial itu adalah ini.

Jumlah pembaca artikel ini melebihi harapan saya. Meski tidak persis menggambarkan unique viewers, tercatat lebih dari 2 ribu views. Harapan saya, pembaca tulisan ini makin mau berbagi dan tidak mengucilkan napi dan keluarganya. 

Kompasiana memang tempat yang nyaman untuk sharing dan connecting. Senang sekali bisa bertegur sapa di Kompasiana dengan rekan-rekan baru yang meski belum pernah bersua langsung, entah bagaimana, bisa akrab. 

Harus juga diakui, ada konflik kecil, terutama saat membahas isu politik dan agama. Komentar saya pernah dihapus. Saya pun pernah menghapus komentar orang. Ya namanya bertetangga, di dunia nyata maupun maya, sama saja. Pasti ada gesekan karena kita berbeda pendapat.

Mari berbagi kebaikan lewat tulisan

Pak Dizzman secara bijak menulis, "Tulisan ini sekedar mengingatkan kita di hari Blogger Nasional bahwa kita nge-blog bukan sekedar untuk mengais rezeki, tetapi juga menjalin silaturahmi dan kolaborasi. Jangan lagi menganggap sesama blogger sebagai saingan, dalam sebuah lomba sekalipun. Semoga ke depan hal-hal seperti itu bisa diminimalisasi, berganti dengan integrasi dan kolaborasi antar sesama blogger."

Saya amat sepakat. Meski berbeda pendapat dan bersaing dalam lomba maupun proyek, hendaknya narablog ingat akan fitrah sebagai penulis yang berkewajiban menyebarkan kebaikan lewat tulisan.

Pak Dizzman sendiri telah berbagi banyak kebaikan lewat tulisannya, dalam kurun 10 tahun (!) di Kompasiana. Artikel sosial budaya dan wisata serta artikel genre lainnya yang ia tulis jadi inspirasi dan sumber informasi bagi kita. Tambah lagi, Pak Dizzman yang penulis Manusia Bandara ini rajin mengikuti even kopdar dan juga jadi narasumber temu kopdar Kompasianer. Pasti kehadirannya membawa berkah bagi sesama. Selain itu, tulisan rekan dan motivator saya, Latifah Maurinta membuktikan bahwa Pak Dizzman adalah seorang pribadi budiman. 

Terima kasih Pak Dizzman atas kontribusi sampai saat ini bagi kami. Salam hangat dari saya yang belum sempat jumpa langsung. Dari Pak Dizzman, kami belajar bahwa ngeblog itu harusnya nambah kawan, bukan musuh.

Sumber:

Satu

Dua

Tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun