Sekarang sayapun tidak hanya sekedar menulis saja sambil menunggu komentar, tapi juga ikut aktif berkomentar dan memberi nilai di artikel orang lain."
Kesan saya pada Kompasiana dan KompasianerÂ
Saya anak baru di Kompasiana. Sebelum menulis di K, saya memang sudah senang menulis untuk kalangan internal Katolik. Blog pribadi juga sempat punya bertahun silam, hanya tidak berkembang karena memang tidak saya teruskan dengan konten baru.
Karena ingin membagikan inspirasi pada pembaca yang lebih luas, saya mulai menulis di K. Ternyata asyik. Banyak Kompasianer yang ramah dan rajing mengapresiasi. Tulisan pun dibaca lebih banyak pembaca dari aneka agama. Oleh karena itu, kemasan tulisan saya sesuaikan untuk pembaca umum, yang berasal dari aneka latar belakang, termasuk agama.
Salah satu pengalaman mengesan adalah tanggapan atas serial tulisan "Kisah Minggu Pagi". Tulisan pertama dalam serial itu adalah ini.
Tanggapan positif muncul dari banyak Kompasianer dari aneka agama dan latar belakang. Padahal, serial kisah itu awalnya saya tujukan terutama untuk pembaca kristiani di hari Minggu pagi.Â
Tulisan kedua serial itu adalah ini.
Jumlah pembaca artikel ini melebihi harapan saya. Meski tidak persis menggambarkan unique viewers, tercatat lebih dari 2 ribu views. Harapan saya, pembaca tulisan ini makin mau berbagi dan tidak mengucilkan napi dan keluarganya.Â
Kompasiana memang tempat yang nyaman untuk sharing dan connecting. Senang sekali bisa bertegur sapa di Kompasiana dengan rekan-rekan baru yang meski belum pernah bersua langsung, entah bagaimana, bisa akrab.Â
Harus juga diakui, ada konflik kecil, terutama saat membahas isu politik dan agama. Komentar saya pernah dihapus. Saya pun pernah menghapus komentar orang. Ya namanya bertetangga, di dunia nyata maupun maya, sama saja. Pasti ada gesekan karena kita berbeda pendapat.
Mari berbagi kebaikan lewat tulisan