Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siddhartha Gautama, Mother Teresa, dan Derita Sesama Manusia

19 Mei 2019   04:38 Diperbarui: 19 Mei 2019   05:03 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini, Waisak jatuh pada Minggu, 19 Mei 2019. Pada Hari Raya Waisak, seluruh umat Buddha akan memperingati tiga peristiwa penting. Yang pertama yakni lahirnya Siddharta Gautama, pencetus Agama Buddha. Peristiwa kedua adalah tercapainya Sidharta Gautama pada tahap penerangan Agung dan menjadi Buddha. Selanjutnya peristiwa Buddha Gautama wafat. 

Siddhartha Gautama

Kelahiran Buddhisme diawali oleh pengalaman Siddhartha Gautama melihat penderitaan sesama manusia. Siddhartha Gautama, seorang pangeran dari klan Shakhya di India, 6 abad SM, dibesarkan dalam lingkungan istana nan nyaman.

Pandangannya berubah saat suatu hari, diantar sahabatnya dengan kereta kuda berjalan ke luar tembok istana, Siddhartha menjumpai orang-orang sakit, tua, dan sekarat. Pengalaman perjumpaan dengan wajah sesama yang menderita itu menggoncang kesadaran Siddhartha. 

pbs.org
pbs.org
thezenpath.com
thezenpath.com
Pada usia 29 tahun, Pangeran Siddhartha memutuskan untuk meninggalkan istana, harta, dan kuasa. Pertanyaan yang bergema di sanubarinya ialah,"Bagaimana bisa mengakhiri derita?"

Untuk menjawab pertanyaan itu, ia menjadi pengelana yang memraktikkan asketisme, meditasi, berguru pada sejumlah orang bijaksana.

Akhirnya, ia duduk bersamadi di bawah pohon Bodhi. Ia bertekad tidak akan mengakhiri samadinya sampai ia mendapat pencerahan jiwa. Benar, ia menerima pencerahan. Tepat pada saat bulan Purnama Siddhi di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Samma sam-Buddha).

Pangeran Siddhartha telah berkelana menyebarkan Dharma selama 45 tahun kepada umat manusia dengan penuh cinta dan kasih sayang, hingga akhirnya di usia 80 tahun beliau wafat atau Parinibbana di Kusinara.

Mother Teresa dari Kalkuta

asianews.it
asianews.it
Siapa tak kenal Mother Teresa, suster biarawati yang tenar sebagai Mother Teresa dari Kalkuta, meski sejatinya ia lahir sebagai Agnes Gonxha Bojaxhiu, keturunan Albania yang lahir di Macedonia tahun 1910.

Saat berusia 18 tahun, ia meninggalkan keluarganya di Skopje. Ia menjadi suster biarawati "Sisters of Loreto", sebuah tarekat biarawati di Irlandia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun