(Injil Yohanes 13:14-15)
Membasuh kaki dalam konteks masyarakat Yahudi pada masa Yesus berkarya adalah pekerjaan hina yang hanya dilakukan budak untuk para majikan Yahudi.
Bahkan, budak itu biasanya bukan berkebangsaan Yahudi, namun budak dari bangsa asing.Â
Orang Yahudi yang terikat hukum kebersihan ritual tentu takut jadi najis ketika membersihkan kaki majikan. Maklumlah,waktu itu orang bepergian dengan berjalan kaki di jalanan yang kotor dan penuh kenajisan.
Menariknya, Yesus rela merendahkan diri untuk melayani para murid-Nya dengan membasuh kaki mereka.
Yesus mempraktikkan apa yang Ia ajarkan bahwa Ia "datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani..." (Injil Matius 20:28).
Pemimpin itu memang datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. Itulah ajaran luhur yang bersifat universal, bukan hanya bagi umat kristiani saja.
Mengapa Harus Berambisi Jadi Pemimpin?
Jika pemimpin itu harusnya melayani, mengapa harus berambisi jadi pemimpin?Â
Pemimpin yang menyadari bahwa menjadi pemimpin itu harus melayani sebenarnya tidak perlu berambisi buta untuk terpilih jadi pemimpin.
Pemimpin itu justru yang harus banyak berkorban waktu, tenaga, pikiran untuk kebaikan bawahan dan rakyatnya.
Ia harus rela blusukan, mendengar langsung keluhan bawahan. Â