Whatsapp, aplikasi perpesanan yang populer di banyak negara, termasuk Indonesia, makin serius memerangi hoaks.
Pada awal tahun ini, Whatsapp sudah membatasi jumlah meneruskan pesan atau forward menjadi hanya lima kali untuk satu pesan.
Whatsapp jelang Pilpres Indonesia menyadari bahwa pihaknya perlu berkontribusi untuk memerangi hoaks yang makin marak jelang hari pencoblosan.
Whatsapp rupanya telah belajar dari maraknya hoaks di beberapa negara jelang Pemilu di negara-negara itu. Sebut saja, jelang Pemilu di Nigeria pada Februari tahun ini, tercatat peningkatan berita bohong yang amat signifikan. Hoaks bahkan ditengarai mampu mengacaukan persepsi publik terhadap kandidat yang bersaing dalam Pemilu. Jajak pendapat Nieman Journalism Lab menunjukkan bahwa hampir sepertiga warga Nigeria membagikan informasi yang terbukti salah.
Dampak pembatasan forward 5 kali
Rupanya, pembatasan forward maksimal 5 kali per pesan ini mampu mengurangi 25 persen distribusi pesan terusan di WhatsApp.
Upaya ini dinilai sudah cukup baik untuk meredam penyebaran konten-konten negatif yang lazimnya disebar berulang kali.
Selain itu, pesan yang diteruskan akan muncul di layar ponsel penerima dengan tanda "forwarded" yang artinya pesan itu hanyalah diteruskan oleh si pengirim, bukan tulisan asli si pengirim.
Diharapkan bahwa penerima pesan tahu bahwa pesan yang ia baca bukan karya asli si pengirim sehingga si penerima bisa membedakan dengan jelas siapa pengarang pesan itu.
Whatsapp kerjasama dengan Mafindo dan ICT Watch