Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Gentong Air Depan Rumah yang Nyaris Punah

7 April 2019   10:05 Diperbarui: 7 April 2019   10:18 2879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Kisah Minggu pagi-6 lanjutan ] 

Saya memandang foto pria yang sedang mengambil air dari gentong di atas dengan rasa takjub. Foto ini diambil tahun 1934. Waktu itu, amat lumrah keluarga-keluarga di Jawa Tengah menyediakan air dalam gentong (kruik), yang disediakan bagi orang yang lewat di depan sebuah rumah.

Ada warganet yang mengatakan, tradisi menyediakan air dalam gentong itu di daerahnya-entah daerah mana- disebut "aeraus". Maksudnya, "air haus".

"Urip Iku Mung Mampir Ngombe"

Dalam budaya Jawa, ada pepatah,"Urip iku mung mampir ngombe". Artinya, hidup ini hanya mampir minum saja. Hidup hanya sekejap. Secara tersirat, pepatah ini memuat nasihat bahwa orang seharusnya memikirkan bukan hanya mencukupi keperluan hidup di dunia ini, tapi juga menyiapkan diri untuk kehidupan lain, sesudah kematian.

Saya menduga kuat, pepatah ini lahir dari kebiasaan orang-orang Jawa masa lampau untuk "mampir ngombe" alias mampir minum di pinggir jalan.

Maklumlah, puluhan tahun lalu, belum ada ojek online ^_^.

Pedati yang ditarik kuda waktu dulu juga hanya dimiliki orang berpunya.

Rakyat jelata bepergian dengan berjalan kaki. Syukurlah, di sepanjang jalan, keluarga-keluarga menyediakan air minum dalam gentong. Gratis.

Siapa pun boleh mampir minum, tanpa ditanya "Apa sukumu? Apa agamamu? Dari mana asalmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun