Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Patung Duyung Ancol Berkemben, Ironi Negeri "Berflower"?

29 Maret 2019   09:14 Diperbarui: 29 Maret 2019   17:47 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hemat saya, pengelola hendaknya menyadari, menjadikan Ancol ramah keluarga lebih kompleks dari sekadar menyelubungi patung putri duyung.

Ramah anak-anak dapat diwujudkan, antara lain (hanya sekadar contoh, saya kurang paham apa Ancol Dreamland sudah dilengkapi hal-hal ini):

- menyediakan toilet khusus anak

- menyediakan ruang (menyusui) untuk ibu dan bayi

- menyediakan papan petunjuk yang sederhana sesuai bahasa anak

- melatih petugas agar peka pada psikologi anak

- menyelenggarakan lebih banyak acara edukasi dan hiburan anak

Seni atau Pornografi?

Kasus patung putri duyung ini sejatinya mengingatkan kita pada debat tentang batas antara pornografi dan seni.

Kapan suatu seni sudah masuk kategori pornografi?

Jujur, sangat subyektif jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun