Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Sebar Hate Speech terkait Penembakan di Masjid Selandia Baru

15 Maret 2019   16:41 Diperbarui: 16 Maret 2019   02:43 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mohon dengan sangat, para selebriti, selebgram, tokoh publik, pemuka agama, semua warga agar tidak menyebarkan dan mengomentari video serangan ini secara berlebihan.

Tak perlu menggiring tragedi ini untuk menggelorakan kebencian terhadap ras tertentu, agama tertentu, negara tertentu. 

Saya sebagai orang Katolik tahu rasanya kehilangan saudara-saudari seiman dalam tragedi serangan bom, antara lain, di Surabaya beberapa waktu lalu.

Sebagai manusia biasa, saya pun marah, mengapa saudara-saudari saya yang sedang beribadah di gereja justru dibunuh dan dilukai.

Tapi, saya sadar, para pelaku serangan semacam itu bukan mewakili agama tertentu. Para pelaku adalah orang yang telah keliru memahami ajaran agama. Yang keliru bukan agamanya, tapi cara oknum terkait menafsirkan agama.

Lebih lagi, saya sadar, menyebarkan komentar berlebihan justru akan memuluskan tujuan oknum berpikiran picik itu untuk memecah belah kesatuan kita sebagai bangsa.

Solidaritas, wajah asli New Zealand

Jangan kaitkan serangan biadab oknum teroris di New Zealand dengan kebencian massal terhadap kaum muslim di sana.

Justru New Zealand dikenal sebagai negara yang ramah pada pendatang dari berbagai latar belakang.

Setelah serangan terjadi, seorang pria warga lokal datang ke masjid. Ia membawa bunga sebagai tanda belasungkawa. Ia bilang, ia belum pernah masuk kompleks masjid sebelumnya. Ia tak tega saat mengetahui tragedi di masjid di kotanya. Pria tulus ini adalah wajah sebenarnya warga New Zealand, bukan oknum teroris yang otaknya sudah penuh kebencian terhadap "yang berbeda" dengan mereka.

Australia lindungi masjid dan komunitas muslim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun