Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Banser NU yang Gugur Lindungi "Orang Kafir" di Gereja

1 Maret 2019   13:30 Diperbarui: 1 Maret 2019   14:59 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Riyanto-Facebook Riyanto

"Memberikan label kafir kepada WNI yang ikut merancang desain negara Indonesia rasanya tidak cukup bijaksana," ucapnya.

Apresiasi atas usulan NU

Sebagai seorang Katolik, saya dan, saya yakin, banyak saudara-saudari nonmuslim selalu mengapresiasi kebaikan dan kasih-sayang saudara-saudari muslim. Hal ini berlaku bukan hanya secara eksklusif pada saudara-saudari anggota Nahdlatul Ulama saja. Siapa pun saudara-saudari muslim yang berkehendak baik menjaga keutuhan NKRI, tegaknya Pancasila dan UUD 1945 akan kami hargai dan cintai.

Saya bukan juru bicara Gereja Katolik di Indonesia. Saya hanya seorang Katolik biasa, yang selalu terharu saat mengingat gugurnya Riyanto, Banser NU yang gugur demi melindungi jemaat nonmuslim yang sedang beribadah malam Natal.

Saya sendiri tidak merasa sakit hati kalau ada yang mengatakan saya ini kafir. Dalam KBBI, kafir diartikan sebagai "orang yang tidak percaya kepada Allah Swt. dan rasul-Nya". 

Tentunya definisi KBBI itu bertolak dari khazanah agama Islam. 

Perbedaan cara pandang teologis memang tak terhindarkan antara Katolik-Kristen dan Islam. Meski sama-sama agama "abrahamik", toh ada sejumlah hal yang nyatanya mustahil "didamaikan".

Usulan NU agar NU tidak menggunakan sebutan kafir untuk WNI yang tidak memeluk agama Islam karena menilai sebutan itu memuat kekerasan teologis saya apresiasi.

Sekali lagi, menurut KBBI kita, kafir adalah "orang yang tidak percaya kepada Allah Swt. dan rasul-Nya".  Saya menilai definisi KBBI ini netral sejauh dipahami konteks "kelahiran" istilah kafir dari sudut pandang Islam. 

Saya sampaikan satu perbandingan. Kamus Meriam-Webster mendefinisikan "infidel" sebagai " one who is not a Christian or who opposes Christianity". Terjemahannya, "kafir" menurut kamus tersebut adalah "seorang yang bukan seorang kristiani atau seorang yang menentang Kekristenan".

Definisi kamus Merriam-Webster ini pun netral sejauh dipahami konteks "kelahiran" istilah "infidel" dari sudut pandang orang kristiani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun