Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

5 Catatan Kritis Jika Indonesia Ingin Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

19 Februari 2019   21:23 Diperbarui: 20 Februari 2019   17:20 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah terbilang sukses menyelenggarakan Asian Games dan  Asian Para Games 2018 lalu, pemerintah Indonesia mengajukan diri sebagai salah satu calon tuan rumah Olimpiade 2032.

Kabar resmi pengajuan Indonesia sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032 ini disampaikan oleh Duta Besar RI di Swiss, Muliaman D Hadad. Ia pekan lalu telah menyampaikan surat resmi Presiden Joko Widodo kepada International Olympic Committee (IOC).

Berkaca pada Asian Games dan Asian Para Games 2018
Muliaman Hadad tampak optimis dengan prospek Indonesia sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032. "IOC sudah mengetahui kemampuan Indonesia saat menggelar Asian Games dan Asian Para Games 2018," kata Muliaman. "Kami merasakan keduanya (Asian Games dan Asian Para Games) merupakan pondasi yang kuat," tambah Muliaman. 

Tahun 2018 lalu, Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara Asian Games. Indonesia sebelumnya pernah ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 1962.

Kesuksesan Penyelenggaraan Asian Games 2018
Apakah Asian Games 2018 lalu dinilai berhasil oleh dunia internasional? Cara mengetahuinya ialah dengan menyimak berita dari koran ternama dan kesaksian ketua OCA. 

The New York Times (NYT) dalam berita berjudul Asian Games Close: Indonesia Shows It's the Energy of Asia, menyebut bahwa upacara pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018 lalu menyajikan keragaman budaya Indonesia sekaligus ikatan yang menyatukan 11.000 atlet dari 45 negara.

The NYT memuji koreografi pada upacara pembukaan yang sangat kompleks dan indah. Pada upacara penutupan, atlet yang menyanyi dan menari di tengah guyuran hujan menjadi bintang sesungguhnya. 

Sheikh Ahmad al-Fahad al-Sabah dari Kuwait, ketua Olympic Council of Asia mendapat tepuk tangan meriah saat ia mengatakan, "Terima kasih Jakarta, terima kasih Palembang. Kalian melaksanakan tugas dengan baik. Kalian berhasil mewujudkan mimpi Energy of Asia hadir di sini."

Prestasi Gemilang Atlet Kita
Prestasi Indonesia di Asian Games lalu pun gemilang. Untuk pertama kali dalam sejarah keikutsertaan di Asian Games, kontingen Indonesia menempati peringkat keempat, di bawah tiga negara besar dalam olahraga di Asia: Cina, Jepang, dan Korea Selatan.

Indonesia meraih 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Ini bukti bahwa atlet Indonesia mampu bersaing dengan atlet-atlet negara Asia lainnya, termasuk atlet-atlet dari Cina yang merajai Olimpiade. Koleksi 31 medali emas menjadi yang tertinggi pernah diraih Indonesia di pentas Asian Games.

tangkapan layar asiangames2018.id-dokpri
tangkapan layar asiangames2018.id-dokpri
Menariknya, Indonesia sebenarnya adalah tuan rumah pengganti setelah Vietnam mengundurkan diri dengan alasan keuangan. Hanya dalam waktu tiga tahun, Indonesia mampu menyiapkan diri untuk pesta olahraga terbesar di Asia.  Inilah yang dipuji oleh koran China Morning Post (CMP).

Kritik tentang Transportasi dan Relawan
Koran NYT dan CMP menyajikan berita berimbang. Selain memuji keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah, kedua media ini juga memberi catatan penting. Lalu lintas Jakarta yang demikian padat dan tak jarang macet mengurangi kenikmatan menonton Asian Games. Untungnya relawan-relawati lokal  yang berjumlah bekerja keras sehingga atlet dan penonton bisa tetap mengikuti pesta olahraga Asia ini dengan cukup baik.

Hanya saja, kadang para relawan tidak tahu informasi atau justru memberi informasi yang keliru. Namun, koran CMP menegaskan, hal ini juga terjadi di semua event besar olahraga di dunia. Bahkan dalam beritanya, media Cina ini menutup dengan kalimat pujian ini, "Terima kasih Jakarta, engkau akan menjadi kandidat pantas untuk kota Olimpiade."

5 Catatan Penting untuk Indonesia
Jika ingin sungguh menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, ada beberapa catatan penting untuk pemerintah kita:

1. Isu keamanan

Polri dibantu TNI telah sukses menjaga keamanan Asian Games dan Para Games 2018. Hal ini membuktikan Indonesia dapat menjamin keamanan event besar. Akan tetapi, harus diakui bahwa peserta Olimpiade jauh lebih besar. Beberapa negara peserta Olimpiade dapat dikatakan menjadi "target" kelompok-kelompok teroris.

Hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih Polri dan TNI. Jika ingin memenangkan kompetisi untuk jadi tuan rumah Olimpiade, pemerintah Indonesia dan jajarannya harus mampu membuktikan diri mampu menangani kelompok-kelompok teroris ini.

2. Isu Polusi Udara dan Lingkungan

Pemerintah kita telah berhasil menekan pembakaran hutan. Tiga tahun terakhir tidak ada komplain dari Singapura dan Malaysia soal polusi asap dari Indonesia. Kiranya pemerintah terus mengusahakan agar polusi asap ini dapat diatasi. Polusi udara di kota-kota calon penyelenggara Olimpiade juga harus ditekan dengan, antara lain, mengembangkan moda transportasi massal sehingga pengguna kendaraan pribadi mau beralih. 

3. Masalah Transportasi

Semakin hari, penduduk makin bertambah. Jumlah kendaraan pribadi juga meningkat. Syukur bahwa pemerintah giat membangun transportasi publik dan infrastruktur jalan. Akan tetapi, upaya ini perlu lebih digiatkan lagi agar kita mampu menunjukkan pada tim penilai bahwa kota-kota kita menyediakan transportasi yang memadai untuk ajang sekelas Olimpiade.

4. Masalah Sarana Olahraga

Tampak bahwa kita masih perlu kerja keras membangun sarana olahraga yang memenuhi standar internasional. Banyak sekali uang yang dibutuhkan untuk hal ini. Perlu perencanaan anggaran yang matang untuk memastikan kita memiliki arena olahraga yang baik.

5. Masalah Pembinaan Atlet dan Diversifikasi Cabang Unggulan Olimpiade

Harus diakui, tak mudah meraih medali Olimpiade. Pembinaan atlet, terutama di cabang-cabang unggulan Olimpiade perlu jadi fokus. Selain itu, harus diakui pula emas yang kita peroleh di Asian Games sebagian berasal dari cabang pencak silat yang saat ini belum masuk cabang yang dilombakan di Olimpiade.

Bisakah mengusahakan pencak silat masuk Olimpiade? Perlu lobi dan usaha keras. Langkah yang realistis, hemat saya, adalah membidik cabang-cabang yang jelas akan dipertandingkan di Olimpiade , seperti atletik dan renang. Kedua bidang ini memperebutkan banyak sekali medali. Mengapa tidak membina atlet-atlet di cabang atletik dan renang secara lebih serius? 

Wasana kata, Indonesia tuan rumah Olimpiade 2032 bukanlah mimpi di siang bolong jika kita mampu menyiapkan diri sebaik mungkin. Indonesia akan bersaing dengan  India dan tuan rumah bersama yaitu kedua Korea untuk jadi tuan rumah Olimpiade 2032. IOC sendiri baru akan menentukan tuan rumah Olimpiade 2032 pada 2025 mendatang. Masih ada cukup waktu untuk bersolek dan bersiap!

Sumber
nasional.kompas.com

medan.tribunnews.com

washingtontimes.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun