Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

4 Usulan Ceraikan Sepak Bola Kita dari Kekerasan

22 Januari 2019   11:17 Diperbarui: 22 Januari 2019   11:17 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu, saat masih remaja, saya menonton pertandingan di sebuah stadion di Jogja. Partai menarik yang mempertemukan dua tim dari DIY dan Jawa Tengah.

Waktu itu saya ikut mengantri di depan petugas yang memeriksa calon penonton secara manual. Tas diperiksa, pun saku baju dan celana. Akan tetapi, pemeriksaan itu sekenanya saja. 

Ada satu hal fatal: petugas keamanan tak memeriksa bendera tergulung yang dipegang seorang suporter. Saya melihat dari belakang, si suporter nakal membalut sebuah batu cukup besar(!) dengan bendera itu. 

Waktu itu, saya yang masih remaja hanya bisa bengong, tak berani lapor karena takut. Untungnya pertandingan itu berjalan aman. Tim tuan rumah menang. Akan tetapi, ingatan akan batu yang digenggam oknum suporter itu masih lekat di memori saya.

Suporter Tewas (Lagi)

Saya sedih sekali membaca berita (19-1-2019) mengenai tewasnya seorang suporter PSS Sleman asal Kabupaten Klaten, Muhammad Alkhoiri. Ia baru berumur 19 tahun. Ia tewas setelah terkena lemparan batu dari rombongan tidak dikenal di Jalan Jogja-Solo .  Saat itu ia sedang dalam perjalanan pulang usai menonton pertandingan persahabatan antara PSS Sleman dan Persis Solo. 

radarsolo.jawapos.com
radarsolo.jawapos.com
Meninggalnya Alkhoiri menambah panjang duka sepakbola nasional. Ia menyusul Haringga Sirla, suporter Persija Jakarta yang tewas setelah dikeroyok oknum suporter Persib Bandung. Haringga adalah suporter sepak bola ke-76 yang tewas akibat sepak bola terhitung sejak 1994. Demikian data dari Litbang Save Our Soccer (SOS) kepada Kompas.com (26/9/2018).

Tahun 2018 lalu, ada 4 suporter lain yang tewas akibat kekerasan yang dialami saat mendukung tim kesayangan. Sampai kapan kita membiarkan sepakbola kita dipenuhi kekerasan yang merenggut nyawa pecinta sepakbola?

Empat Usulan Ceraikan Sepakbola dari Kekerasan

Usulan pertama ialah standarisasi pengamanan pertandingan. Harus diakui, standar pengamanan sebelum, saat, dan sesudah laga sepakbola di negeri kita masih lemah. Terlalu banyak celah hingga suar (flare), botol, tongkat kayu, bahkan senjata tajam masih bisa lolos pemeriksaan. Jumlah personel keamanan dan pendistribusiannya kadang kurang memadai dibanding jumlah suporter yang datang. Stadion yang dilengkapi kamera pengawas masih bisa dihitung dengan jari.

PSSI dan Polri harus mendorong percepatan standarisasi keamanan stadion. Sponsor, klub, dan suporter harus dilibatkan dalam program ini. Terapkan secara bertahap aturan bahwa klub harus menyediakan stadion yang lebih aman, misalnya tahun ini pemeriksaan harus menggunakan detektor logam, tahun depan harus memasang kamera pengawas, dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun