Memang sih, di Kalimantan Utara, saya juga dipanggil "bapak pastor", tapi di telinga Jawa saya ini, sebutan itu kedengaran kurang nyaman. Panggil saja (untuk saya), Romo Bobby atau Pastor Bobby.
Dalam kesempatan formal, kami biasa dipanggil "Pastor/Pater/Romo NN". Ingat khan ada Romo Mangunwijaya (alm.), Romo Magnis-Suseno. Aneh (bagi saya, setidaknya) saat mendengar orang memanggil "Bapak Romo" atau "Bapak Pater".
Di Kompasiana, Saya Ingin Dipanggil Gimana?
Saya sadar, tidak semua komentator membaca dulu status saya sebelum meninggalkan komentar. Tidak masalah. Saya juga sadar, mungkin tak banyak yang paham segala kerumitan yang saya tulis ini.Â
Jangankan Anda yang bukan Katolik, orang Katolik saja bisa pusing membacanya. Jadi, tenang saja Ferguso. Panggil saya sesuai hati nurani masing-masing: mas, pak, bung, romo, pater, pastor, bro, Bobby...
O ya, saya tahu, pendapat saya ini tak mungkin sempurna karena saya ini cuma remah-remah di kaleng Kompasiana. Saya tunggu komentar, pertanyaan, dan koreksi sobat pembaca. Satu yang belum saya bahas (karena saya juga tidak tahu persis): bagaimana saudara-saudari memanggil pemuka agama Anda. Ada yang mau berkisah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H