Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjumpaan dengan Ibu Fatima di Suatu Gereja

10 Januari 2019   05:20 Diperbarui: 11 Januari 2019   04:18 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:National_emblem_of_Indonesia_Garuda_Pancasila.svg


Waktu itu, seorang ibu paruh baya tergopoh-gopoh datang ke gereja di pusat kota Asti, tak jauh dari kota Turin (Italia). Saat itu saya mengira, ibu itu adalah tamu yang ingin bertemu dengan pastor kepala. Saya waktu itu hanya bertamu saja di pastoran dan gereja itu. Yang mengejutkan saya, ibu itu ternyata memegang kunci pastoran.

"Loh, Ibu kok punya kunci pastoran?" tanya saya. "Saya sudah biasa keluar-masuk pastoran ini," jawabnya. Lalu saya perkenalkan diri saya padanya. Si ibu ini juga memperkenalkan diri, "Saya Fatima."

Mendengar nama itu, saya mengernyitkan dahi. Jelas bukan nama yang biasa saya dengar di Negeri Pizza ini.

"Ibu Fatima dari mana?" selidik saya. "Oh, saya dari Maroko."

"Oh begitu, lalu kenapa Ibu sering datang ke gereja ini?" tanya saya.

"Saya sudah bertahun-tahun membantu orang-orang imigran di kota ini. Saya ikut bergabung dengan tim kemanusiaan yang ada di gereja paroki ini," terangnya.

"Ibu Fatima katolik, ya?" selidik saya.

"Bukan. Saya muslimah," jawabnya mantap.

Kasih yang Menyatukan

Begitulah perjumpaan saya dengan Ibu Fatima. Ketika tahu bahwa saya datang dari Indonesia, negeri dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, obrolan kami makin nyambung.

Ibu Fatima tinggal dengan suami dan dua anaknya di Asti sejak beberapa tahun lalu. Keluarga mereka sudah menyatu dengan para tetangga mereka. Keluarga Bu Fatima sudah lancar berbahasa Italia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun