Mohon tunggu...
Bobby Andhika
Bobby Andhika Mohon Tunggu... -

Profesional bisnis perkapalan, pecinta sejarah dan pemerhati masalah sosial. Pernah menduduki jabatan CEO di beberapa perusahaan perkapalan nasional dan internasional. Sekarang tinggal di Singapura.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Persamaan Tom Cruise dan Jokowi?

6 November 2014   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:28 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau anda mengatakan jelas TIDAK ADA dengan alasan yang satu ganteng dan yang satu tidak ganteng; agak sulit untuk saya amini, karena saya menganut prinsip asas praduga tidak bersalah yaitu semua orang ganteng sampai dibuktikan sebaliknya; sedikit berseberangan dengan pendapat teman kuliah saya dulu yang mengatakan ganteng itu relatif dan jelek itu absolute, yang artinya saya itu absolutely….. ah sudahlah, saya harus menjaga mood saya untuk menyelesaikan tulian ini.

Walau yang satu sudah terbukti ganteng dan yang satu belum terbukti tidak ganteng, Time telah menempatkan wajah Tom Cruise dan Jokowi sebagai sampul majalah mereka. Karena terbukti kegantengannya Tom Cruise sudah beberapa kali menjadi sampul majalah Time, sementara Jokowi karena mungkin masih dalam proses pembuktian awal baru diberi kesempatan satu kali.

Jadi persamaan pertama antara Tom Cruise dan Jokowi adalah pernah sama-sama jadi “coverboy” majalah Time yang mendunia itu. Pencapaian yang tidak bisa dianggap remeh, karena sebagai remaja tahun 80-an saya tahu persis, walau malu-malu hampir semua remaja Indonesia di jaman itu bercita-cita (untuk yang dianugerahi wajah lumayan) dan berangan-angan (buat yang berwajah ya sudahlah…) untuk menjadi sampul majalah (majalah remaja tentunya, bukan Flora dan Fauna, Trubus dan sejenisnya).

Persamaan yang kedua adalah, keduanya sama-sama memainkan peran utama dalam sebuah “cerita” yang memiliki tema hampir mirip.

Berperan sebagai Ethan Mathew Hunt, Tom Cruise harus memimpin sebuah tim yang diberi kode “Impossible Mission Force (IMF)” untuk menyelesaikan tugas-tugas negara yang secara logika hampir tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa. Dan sebagaimana layaknya film-film Hollywood pada umumnya, walaupun melalui drama dan ketegangan yang panjang, Ethan Hunt di akhir cerita selalu berhasil melaksanakan tugas hampir mustahil yang diberikan; penonton gembira dan peran Ethan Hunt sebagai sang pemimpin diberitakan akan berlanjut dalam film Mission Impossible ke 5 yang konon akan di-release pada bulan Desember tahun 2015. Tanpa proses pemilu yang melelahkan, cukup dengan memonitor kepuasan penonton dari jumlah tiket dan DVD/Bluray bukan bajakan yang terjual.

Sementara Jokowi, dengan tema yang hampir mirip, memerankan dirinya sendiri, memimpin sebuah tim yang bernama “Kabinet Kerja”, berusaha menyelesaikan tugas negara yang menurut sebagian orang sebagai hal yang hampir mustahil bisa diselesaikan. Sebagian besar memilih menonton, ada yang bersikap sinis bahwa cerita ini akan berjalan buruk dan membosankan; ada juga yang penuh optimisme berkeyakinan bahwa cerita ini akan berakhir bahagia.

Dengan durasi 5 tahun, yang entah apakah akan berlanjut dengan cerita jilid 2 atau cukup berhenti 1 episode, sebagaimana layaknya film-film Hollywood, cerita ini sudah diawali dengan banyak drama-drama menarik dan menegangkan. Mulai dari sidang di MK, DPR yang terbelah dan hanya Tuhan yang tahu apakah akan ada intrik-intrik lain yang akan menyusul yang menjadi ciri khas suatu cerita best seller.

Karena “cerita” ini memiliki opsi interactive didalamnya, silahkan kepada yang ingin terlibat, meng-klik menu interactive dan memilih peran apa yang ingin dimainkan, tentu bukan sebagai pemeran utama dan peran pembantu karena posisi tersebut telah penuh terisi hingga 5 tahun kedepan (seharusnya). Tetapi untuk cerita kolosal sebesar dan semegah ini, pasti dibutuhkan banyak “extra” entah sebagai cameo, figuran atau peran pembantunya si pembantu. Yang ingin memilih peran “antagonis” juga dipersilahkan, hanya perlu diingat, di hampir semua cerita para tokoh antagonis biasanya akan berakhir kurang menyenangkan.

Kita simak bersama-sama yuk bagaimana akhir ceritanya….

Singapore 6 November 2014 sambil mendengarkan lagu Mad World-nya Gary Jules….

And I find it kind of funny

I find it kind of sad

The dreams in which I'm dying are the best I've ever had

I find it hard to tell you,

I find it hard to take

When people run in circles it's a very, very

Mad world, mad world…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun