"Hai anjing kecil. Kemana pemilik mu," ujarnya dalam bahasa manusia yang anjing itu tidak tau dia ngomong apa.
Anjing hanya menundukan keplanya dan membentuk buka kurung ":(" pada bibirnya.
"Ngomong apa dah ini manusia. Aku butuh makananmu tolol. Kau terlihat sehat dan cantik. Apalagi aku lihat kau mempunyai benda kuning di jari dan bundaran di pergelangan tanganmu yang mana biasanya manusia berebut itu. Kau pasti punya makanan tolol. Cepat berikan aku," umpat Anjing itu. Umpat dia sebanyak-banyaknya. Ia hampir mati kelaparan kali ini.
"Guk guk guk guk," kata ia versi manusia.
Manusia itu akhirnya merogoh-rogoh tas bertuliskan 'minisoo'nya. Sepertinya pula tas tersebut terlihat penuh oleh benda-benda. Namun, kali ini anjing tidak berharap itu adalah makanan dan berpikir pasti itu adalah benda kotak brengsek yang digunakan manusia sebelumnya.
"Pasti benda itu lagi. Jancok ah gak berharap aku," umpatnya dalam bahasa anjing.
Benar sekali perkirannya. Manusia berambut bob juga mengeluarkan benda kotak brengsek itu. Kali ini ia berjalan agak menjauh. Tak seperti yang sebelumnya. Anjing hanya menatap bagian belakang. Kilatan cahaya pun muncul dari benda kotak itu.
 Anjing itu terkaget-kaget dan takut. Sementara manusia tersebut nampak bersedih dan sibuk memencet kotak itu.
"Jancok. Ah aku lapar tapi malah benda kotak lagi benda kotak lagi. Ada apa dengan manusia-manuia ini," tuturnya.
Anjing itu berjalan lagi. Kali ini ia hampir roboh. Ia berjalan sangat pelan dan berbelok ke arah kiri menuju sebuah lorong di antara dua gedung.
Sementara manusia berambut bob itu masih sibuk memencet kotaknya. Seusai sibuk beberapa menit. Ia memandang sekitar untuk mencari anjing itu. Namun di radius sepuluh meter, ia tak melihat anjing kurus lusuh dan seperti hidup segan mati tak mau itu.