Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Telah Memvalidasi ThorCon

30 Mei 2019   23:45 Diperbarui: 23 Juli 2019   23:36 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galangan Kapal DSME di Okpo dengan luas 500 hektar.

 

 PLTT  Thorcon 500 MW (TMSR500)
 PLTT  Thorcon 500 MW (TMSR500)

Apa Langkah Selanjutnya

Menurut Effendi, laporan akhir di targetkan selesai pada Juli 2019, yang  rencananya akan dikirim kepada Presiden sebagai alat evaluasi dan diskusi dalam rapat kabinet terbatas untuk mendapatkan rekomendasi dari pemerintah sehingga Thorcon mendapatkan kepastian untuk dapat membangun fasilitas testing non-fisi (tanpa reaksi fisi), test bed platform pada pertengahan 2020, untuk menguji sistim keselamatan serta sistem termohidraulik dan juga memverifikasi desain akhir Thorcon sebelum di bangun. 

Test bed platform (dibangun 2020)
Test bed platform (dibangun 2020)

Kemudian, setelah BAPETEN telah menjalankan semua tes serta memberikan sertifikasi desain dan izin konstruksi maka Thorcon baru akan memulai konstruksi di Korea, yang di targetkan dapat dilakukan sekitar tahun 2022. -- Dengan pendekatan test bed platform ini akan membuat regulator dan pemerintah lebih nyaman, aman dan mantap dalam setiap langkah untuk maju mengingat ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia.

David Devanney, CEO Thorcon memberikan model PLTT kepada Deputi Sekretaris Kabinet, Dr Surat (Oktober 2018)
David Devanney, CEO Thorcon memberikan model PLTT kepada Deputi Sekretaris Kabinet, Dr Surat (Oktober 2018)

Dr Surat Indrijarso, Deputi Sekretaris Kabinet, mengatakan bahwa proposal Thorcon sangat akan menguntungkan Indonesia bukan saja memberikan listrik murah tetapi masih banyak keuntungan  aspek lainnya sehingga menurutnya tidak ada alasan mengapa Pemerintah tidak  mendukung proposal Thorcon sebagaimana yang disampaikan kepada CEO Thorcon, David Devanney pada Oktober 2018.

Pada Akhirnya

Mengingat ini adalah investasi swasta sekitar Rp 17 Triliun dan akan di bangun oleh  Perusahaan EPC kelas dunia yang sangat berpengalaman, DSME dan DOOSAN maka seperti yang disimpulkan dalam kajian ini  tidak ada resiko teknologi maupun risiko keuangan bagi Pemerintah di tambah tidak adanya peraturan maupun regulasi yang melarang atau menghalangi pembangunan PLTN di Indonesia. 

Maka tidak ada alasan mengapa PLTT 500 MW  tidak dapat beroperasi secara komersial antara tahun 2025-2026, sehingga dapat memberikan listrik yang bersih dan murah untuk mengokohkan Indonesia menjadi negara besar dan negara industri berbasis teknologi tinggi --Sesuai dengan harapan Presiden Soekarno 60 tahun yang lalu, bahwa untuk Indonesia menjadi negara besar maka Indonesia harus menguasai Nuklir.

Pelajari lebih lanjut mengenai desain Thorcon: http://Thorconpower.com/design/

30 Mei 2019 | Bob S. Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun