Dengan konsep IPP maka sesungguhnya tidak ada resiko bagi Pemerintah, tidak memakai APBN dan di bayar dari hasil penjualan listrik. Artinya ThorCon adalah investor berbeda dengan yang lainnya sebagai vendor, dengan kata lain ingin di bayar oleh APBN. Â
Dalam audiesi dengan Wamen ESDM, CEO ThorCon di damping oleh Ketua Pokja ESDM KEIN, Zulnahar Usman dan Dr Hanxin yang, Chief Scientist Ocean Nuclear, sebuah perusaahaan pembiayaan proyek PLTN Â yang dalam press releasenya menyampaikan telah menyiapkan US$5 Milyar untuk membiayai berbagai proyek PLTN di dunia.
Therefore we highly recommend that Indonesia Government should consider the Thorcon proposal seriously and not let this excellent opportunity slip away and taken by other countries.
ThorCon merupakan teknologi yang dapat menjadi disruption pada sektor Nuklir, komentar yang di sampaikan oleh Dr Tanju Sofu, Direktur Program Argonne National Lab kepada Zulnahar Usman ketika delegasi KEIN berkunjung ke Laboratorium Nuklir di AS pada November 2017.
Dr Jan Bartak, direktur program Nuklir Engie, perusahaan IPP terbesar di dunia ketika bertemu dengan penulis pada awal Maret 2018, mengatakan bahwa ThorCon akan merubah peta industri Nuklir Dunia sehingga Engie menempatkan ThorCon dalam daftar 3 reaktor yang sedang di kaji secara serius dari total 30 reaktor yang telah mereka review selama satu tahun belakangan ini. Â
Bahkan Ketua DPD RI, Oesman Sapta setelah menyimak paparan ThorCon mengatakan proposal ini merupakan salah satu kunci untuk Indonesia menjadi bangsa besar dan berjanji akan menyampaikan kepada Presiden.
Proposal ThorCon ini akan menciptakan sebuah Industri Nuklir Nasional kelas dunia dengan kemampuan export, maka bukan saja seluruh kebutuhan pasokan listrik Indonesia terpenuhi dan menekan tarif listrik menjadi murah tetapi menempatkan Indonesia menjadi negara terdepan dan termaju dalam teknologi Nuklir  --Dunia akan melihat Indonesia sebagai kiblat teknologi nuklir generasi IV.