Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Nilai Strategis Laut China Selatan dan Selat Malaka Bagi China

7 Oktober 2017   16:51 Diperbarui: 9 Oktober 2017   19:03 12144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : Zona Minyak di LCS

Yang disayangkan bahwa selurruh dunia sangat sadar nilai strategis Selat Malaka, tetapi mengapa Indonesia sampai sekarang tidak melihat selat Malaka sangat strategis?

Baca: Malaysia to Build $64 Billion Port with Support From china 

world-oil-transit-chokepoints-01-59d8a22182386a01351b5f12.png
world-oil-transit-chokepoints-01-59d8a22182386a01351b5f12.png
Gambar 3 : peta jalur perdagangan minyak

Lebih dari 80% kebutuhan minyak China di impor dari Timur Tengah dan Afrika yang semuanya melewati Selat Malaka. Yang menjadi masalah adalah Selat Malaka menjadi chocking point bagi jalur suplai minyak China, di mana bila terjadi konflik antara China dengan Amerika maka Selat Malaka dengan mudah diblokade sebagaimana Amerika "memblokade" Selat Hormuz dan bila itu terjadi maka dalam waktu kurang dari 6 Bulan perekonomian China akan berhenti. Inilah skenario yang ditakuti oleh China dan juga dijadikan strategi utama oleh Amerika dalam konflik dengan China.

Gambar 4 : Selat Malaka Choke point bagi China
Gambar 4 : Selat Malaka Choke point bagi China
Gambar 4 : Jalur transportasi minyak selat malaka

Keberhasilan skenario ini ada pada kepatuhan Indonesia dan Malaysia dimana sampai saat ini kepatuhan tersebut dapat dipastikan akan didapatkan oleh Amerika.

Apakah Indonesia menguasai Selat Malaka?

  • Radar milik siapa yang menguasai wilayah udara di atas selat Malaka? Singapore.
  • Apakah Indonesia memiliki alat dengar bawah laut (hydrophone) untuk mendeteksi kapal selam yang lalu-lalang ? Tidak, justru yang memiliki Amerika.
  • Apakah TNI-AL menempatkan pangkalan kapal perang di pintu masuk selat malaka -- Sabang ? tidak tetapi di Batam yang sangat sulit untuk memantau pergerakan kapal di Selat Malaka.

Jelas bahwa secara de facto Indonesia tidak menguasasi Selat Malaka.

Solusi China terhadap choke point Selat Malaka
China akan membangun terusan yang menembus Thailand sehingga kapal tidak perlu lagi masuk ke Selat Malaka dari Lautan Hindia tinggal tembus ke Laut China Selatan, yang disebut terusan KRA (gambar 3).

Ide pembangunan ini pertama kali dimunculkan pada tahun 1677 oleh Raja Narai tetapi gagal direalisasikan. Pada tahun 1993 muncul kembali pada pemerintahan Raja Chakri, tetapi gagal lagi. Pada tahun 1897 muncul kembali oleh Inggris yang menguasai Burma dan saat itu menginginkan supaya kapal dagangnya ke China tidak melewati selat Malaka tetapi gagal lagi. Pada abad ke 20 beberapa kali muncul tetapi gagal terus karena kepentingan Singapura dan Malaysia yang dapat mendominasi.

Baru ketika pada awal tahun 90-an, zaman Raja Bhumipol proposal ini muncul kembali karena kepentingan China menghindari choke point tetapi proposal ini ditentang oleh Raja Bhimipol, walaupun akan mendatangkan keuntungan bagi Thailand dan memberikan kesejahteraan tetapi ada kekhawatiran akan memecah Thailand menjadi 2 negara, selatan menjadi Islam dan utara, Buddha. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan karena memang bibitnya sudah ada tetapi selalu ditiupkan secara konstan oleh Malaysia dan Singapura yang akan sangat dirugikan bila Terusan KRA ini terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun