Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Logam Tanah Jarang: Mineral Strategis yang Terlupakan

26 Agustus 2017   10:08 Diperbarui: 27 Agustus 2017   08:09 8052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lebih dari 90% produksi LTJ di kuasai China

Banyak para elit dan pemimpin negeri ini ketika dikatakan Logam Tanah Jarang (rare earth mineral / rare erath element) atau sering di sebut LTJ yang tidak paham apa gerangan logam ini padahal Inilah logam startegis yang dapat menjadi unggulan masa depan Indonesia.

Salah satu perbedaan terbesar antara abad 20 dengan abad 21 adalah tingginya peran elektronik dalam segala lini sendi kehidupan manusia. Kunci utama dari semua jenis elektronik mulai dari konsumen sampai elektronik militer saat ini adalah semuanya membutuhkan sejenis metal yang di kenal dengan nama logam tanah jarang yang terdiri dari 17 jenis mineral yang berbeda.

Yaitu : cerium (Ce), dysprosium (Dy), erbium (Er), europium (Eu), gadolinium (Gd), holmium (Ho), lanthanum (La), lutetium (Lu), neodymium (Nd), praseodymium (Pr), promethium (Pm), samarium (Sm), scandium (Sc), terbium (Tb), thulium (Tm), ytterbium (Yb) and yttrium (Y).

baca : Rare-Earth Mineral (wikipedia)

Di sebut logam tanah jarang LTJ)  adalah karena sebarannya di bumi yang sangat jarang sekali. -- Bahkan karena jarangnya sebaran LTJ beberapa elemen bahkan pada suatu periode ada yang memiliki harga lebih tinggi dari emas (gambar bawah) walaupun akhirnya turun kembali.

: perhatikan harga Dysprosium dan Neodymium yang di atas harga emas| Sumber: Bloomberg
: perhatikan harga Dysprosium dan Neodymium yang di atas harga emas| Sumber: Bloomberg
Beberapa penggunaan elemen LTJ antara lain :

Neodimium

Ini digunakan untuk membuat magnet kuat yang digunakan pada loudspeaker dan hard drive komputer agar lebih kecil dan lebih efisien. Magnet yang mengandung neodymium juga digunakan dalam teknologi hijau seperti pembuatan turbin angin dan mobil hibrida.

Lanthanum

Elemen ini digunakan pada lensa kamera dan lensa teleskop. Senyawa yang mengandung lantanum digunakan secara luas dalam aplikasi pencahayaan karbon, seperti pencahayaan studio dan proyeksi bioskop. -- Bahkan sebuah perusahaan di Indonesia sudah berhasil menciptakan cat kapal  anti radar dengan lapisan lanthanum yang sudah berhasil di uji cobakan berkerjasama dengan Kementrian Pertahanan.

Cerium

Digunakan dalam konverter katalitik di mobil, memungkinkan mereka berlari pada suhu tinggi dan memainkan peran penting dalam reaksi kimia di konverter. Lanthanum dan serium juga digunakan dalam proses penyulingan minyak mentah.

 Praseodimium

Digunakan untuk membuat logam kuat untuk digunakan di mesin pesawat terbang. Praseodymium juga merupakan komponen dari semacam kaca khusus, digunakan untuk membuat pelindung mata untuk melindungi tukang las dan pembuat kaca.

Gadolinium

Digunakan dalam sistem pemindaian X-ray dan MRI, dan juga di layar televisi. Penelitian juga sedang dilakukan ke dalam kemungkinan penggunaannya dalam mengembangkan sistem pendinginan yang lebih efisien.

Itrium, terbium, europium

Penting dalam membuat layar televisi dan komputer dan perangkat lain yang memiliki tampilan visual saat digunakan dalam membuat bahan yang mengeluarkan warna berbeda. Europium juga digunakan untuk membuat batang kontrol di reaktor nuklir

beberapa aplikasi utama LTJ
beberapa aplikasi utama LTJ
China Sebagai Pemain LTJ terbesar

Sebagai gambaran pada Pada tahun 2010 permintaan LTJ dunia mencapai 136.100 ton, sedangkan produksi global sekitar 133.600 ton yang hampir 90% nya di pasok oleh China, yang sudah mulai mendorong penguasaan suplai LTJ dunia sejak memutuskan untuk menjadi pemain dalam sektor high-tech electronic pada  akhir akhir tahun 90an ketika saat itu produksi China masih di bawah 50% dan pasar di kuasai oleh Amerika.

Salah satu alasan mengapa industri LTJ di Amerika banyak yang akhirnya di tutup oleh regulator Nuklir Amerika karena dalam proses separasi LTJ dari mineral ikutan menghasilkan limbah radioaktif yaitu thorium yang statusnya adalah bahan bakar Nuklir sehingga di atur dengan ketat. Karena Industri LTJ amerika saat itu tidak memiliki rencana yang jelas tentang permasalahan thorium maka regulator Nuklir Amerika terpaksa menutup lebih dari 90% tambang LTJ di Amerika.

Dengan penguasaan LTJ yang mendekati monopoli China dapat menentukan harga dan suplai LTJ dunia yang sangat dibutuhkan oleh industri elektronik. Keadaan ini menyebabkan China dapat menjadikan LTJ sebagai alat penekan terhadap negara-negara produsen elektronik. Banyak analis memprediksi bahwa LTJ akan memiliki nilai strategis yang mengungguli Minyak Bumi dan akan menjadi alat tawar diplomasi dalam kurun waktu 20 - 30 tahun ke depan.

Baca : The Next Oil ?: Rare Earth Metals

Oleh sebab itu belajar dari kasus Amerika maka bila Indonesia ingin suatu saat memanfaatkan LTJ menjadi motor pendorong berdirinya industri elektonik maka harus terintegrasi dengan pemanfaatan thorium sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang dapat menghasilkan listrik bersaing dengan batubara.

Logam Tanah Jarang di Indonesia

Deposit logam tanah jarang di Indonesia tersebar di Pulau Bangka, Belitung dan Singkep, tetapi belum dikelola dengan baik. Sampai saat ini sumber daya LTJ yang berada dalam monazite masih dalam angka indikatif, ESDM memperkirakan sumber daya LTJ di Indonesia pada kisaran 1,5 Milyar ton. 

Melihat peluang tersebut PT TIMAH telah melakukan persiapan dengan membangun dan mengoperasikan sebuah pilot plant pemisahan monazite kapasitas 50 kg per batch untuk mendapatkan rare earth hydroxide, beberapa elemen masih menggumpal jadi satu dan belum di lakukan pemisahan setiap elemennya. Upaya ini masih jauh dari komersialisasi LTJ tetapi lebih kepada upaya pengusaan teknologi yang telah di buktikan PT TIMAH dengan kerjasama dengan BATAN.

Karena LTJ adalah mineral ikutan Timah dan Indonesia adalah penghasil Timah no 1 di dunia maka dapat di duga bahwa sumberdaya  LTJ di Indonesia pada peringkat teratas yang dapat menjadikan Indonesia Saudi arabia untuk LTJ dan dapat menguasai pasar LTJ sebagaimana China saat ini. -- Tetapi semua itu hanya perkiraaan indikatif mengingat nilai strategis LTJ Pemerintah harus segera mengkaji secara komprehensif untuk mendapatkan angka cadangan agar dapat diketahui dengan pasti tentang nilai ekonomiannya.

Pilot plant PT Timah dapat menghasilkan rare earth hydroxide dari monazite dengan kapasitas 50 kg per batch| Dokumentasi pribadi
Pilot plant PT Timah dapat menghasilkan rare earth hydroxide dari monazite dengan kapasitas 50 kg per batch| Dokumentasi pribadi
Persoalan utama dari pemanfaatan LTJ dari Monazite adalah karena kandungan thorium dan uranium yang menghasilkan radiasi dalam monazite dimana berdasarkan amanat UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba, ESDM tidak memiliki kewenangan pengelolaan monazite karena mengandung radiasi, sehingga tidak bertanggung jawab terhadap eksplorasi dan kajian LTJ. 

Dengan demikian tanggung jawab tersebut dibagi kepada kepada Bapeten dalam hal perijinan dan kepada BATAN dalam hal eksplorasi dan pemanfaatan, tetapi kedua lembaga tersebut tidak memiliki sumberdaya yang cukup untuk melaksanakan amanat tersebut.

Dalam lima tahun belakangan ini informasi tentang nilai ekonomis LTJ sudah mencapai ke level masyarakat di Bangka-Belitung sehingga export illegal pasir monazite menjadi marak. Karena  sulit membedakan secara fisik antara pasir monazite dengan pasir biasa, sehingga aparat penegak hukum  mengalami kendala dalam pemeriksaan, karena pembuktiannya membutuhkan peralatan dan kemampuan khusus.  

Kemajuan LTJ sampai saat ini

Sejak tahun 2016 Kementerian Perindustrian telah membentuk sebuah konsorsium bersama beberapa kementerian lainnya seperti ESDM, Kemristekdikti, kemenBUMN dan beberapa lembaga seperti BPPT dan BATAN untuk melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan LTJ tetapi sampai saat ini konsorsium tersebut belum menghasilkan sebuah action plan yang kongkrit saat ini masih sebatas FGD dan rapat. - sebaiknya konsorsium di payungi tidak hanya sebatas MOU tetapi dengan PERPRES sehingga dapat operasional. -- Kemudian peta jalan pembangunan industri LTJ sebaiknya masuk dalam renstra RPJMN tahap IV (2020 - 2025) yang pembahasannya akan dimulai tahun 2018.

LTJ dapat di jadikan nilai tawar kepada negara produsen elektronik konsumen yang tidak memiliki sumber daya LTJ seperti jepang, korea selatan dan Taiwan untuk dapat membangun industri elektronik di Indonesia dan pengembangan industri LTJ harus mengintegrasikan dengan pemanfaatan Thorium sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT).

Banyak pengamat memprediksi bahwa dalam 20 tahun kedepan LTJ akan memiliki nilai startegis tertinggi di banding minyak bumi sehingga akan menjadi sumber konflik. Maka kedepan dapat di duga negara akan berperang  memperebutkan sumber daya LTJ sehingga daerah-daerah penghasil LTJ seperti Bangka-Belitung harus segara mendapat perhatian khusus dalam sisi keamanan nasional.

Gambaran singkat di atas menunjukan bahwa LTJ bersifat strategis dan memilikai nilai keekonomian yang tinggi, bila dikelola dengan baik. Bahkan dapat menjadi komoditas yang lebih strategis dari minyak dan emas dan dapat menjadi tulang punggung industri nasional dalam 20 tahun mendatang tanpa dukungan Pemerintah yang kongkrit maka potensi hanya sebatas di atas kertas -- Hal ini dapat di lakukan dengan melakukan penugasan khusus oleh Pemerintah kepada PT TIMAH dalam hal pemanfaatan LTJ. 

Dengan demikian bagaimana bangsa dan Pemerintah RI menempuh upaya untuk melakukan pengelolaan Logam Tanah Jarang sebagai mineral strategis, dengan konsep yang tetap berbasis pada kepentingan nasional Indonesia, dalam rangka ketahanan ekonomi adalah sebuah pekerjaan rumah bagi pemerintah. - Jangan lagi peluang emas ini menjadi episode Freeport jilid 2, dimana sumberdaya strategis di kuasai asing dan negara hanya sebagai penonton.

Jakarta 26 Agustus 2017

*penulis adalah Pengamat Energi Baru dan Terbarukan dan Pendiri Asosiasi Profesi Nuklir Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun