Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

PETROMAX : Reaktor bertenaga Thorium

25 Juli 2015   22:29 Diperbarui: 26 Juli 2015   00:16 6181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal PETROMAX di pakai di Indonesia sudah lebih dari 100 tahun tepatnya sejak 1920 sampai sekarang tetapi jarang ada yang tahu bahwa sesungguhnya Petromax dapat di katakan sebuah reaktor nuklir bertenaga Thorium.

Sejarah

Petromax sebenarnya adalah sebuah merek dagang dari produk lampu pijar ciptaan Max Graetz, Berlin – Jerman yang ia patenkan pada tahun 1910 – Saat itu listrik belum masuk ke seluruh kota di Jerman, hanya kota-kota tertentu dan yang mampu dapat menikmati listrik sehingga kebutuhan untuk penerangan masih sangat tinggi.

Pada saat itu sesungguhnya sudah banyak lampu minyak yang bersumbu ataupun yang memakai tekanan tanpa memakai sumbu tetapi hampir semuanya memberikan cahaya berwarna kuning ke merahan dan minyaknya cepat habis.

Graetz yang di warisi perusahaan ayahnya, Ehrich & Graetz,  yang memproduksi lampu minyak tanah bersumbu (lampu semprong) ingin menciptakan sebuah lampu pijar yang bercahaya putih dan terang sekali menyamai terangnya lampu Listrik yang mengkonsumsi sedikit minyak.

Kesempatan itu datang ketika pada tahun 1909 di ciptakannya sebuah lampu berbahan bakar gas batubara dengan memakai sebuah mantle (kaos)yang menyala terang karena terbakarnya gas yang disebut Welsbach mantle yang diciptakan oleh Carl Auer von Welsbach. Berdasarkan prinsip kerja lampu gas batubara dan Welsbach mantle inilah Graetz mendapatkan inspirasi untuk menciptakan lampu pijar portable tetapi tidak memakai gas batubara tetapi minyak tanah bertekanan sehingga uapnya dapat naik keatas dan membakar mantle. Graetz hanya membutuhkan waktu 1 tahun sehingga pada tahun 1910, ia berhasilkan menciptakan prototipe pertama dan baru 10 tahun kemudian, tepatnya 5 November 1920 ia mendaftarkan produknya dengan merek dagang PETROMAX.

Tetapi rahasia dari Petromax yang sampai sekarang tetap di tutupi dan tidak di publikasikan adalah bagaimana membuat cahaya yang keluar berwarna putih dan terang sekali. Karena lampu gas batubarapun tidak memberikan cahaya putih. Ternyata rahasia adalah mencelup mantle tersebut dalam cairan yang terdiri dari 99% Thorium Dioxide dan 1% Cerium Dioxide, sebuah bahan radioaktif yang cukup banyak terdapat di alam. – Sampai saat ini, bahkan di website Petromax pun tidak ada disebut tentang Thorium. Hanya dapat kita gali informasi Thorium ini bila kita searching tentang gas mantle.

Gas mantles are usually sold as fabric items which, because of impregnation with metal nitrates, form a rigid but fragile mesh of metal oxides when heated during initial use; these metal oxides produce light from the heat of the flame whenever used. Thorium dioxide was commonly a major component; being radioactive it has led to concerns about the safety of those involved in manufacturing mantles. Normal use, however, poses no health risk. (wikipedia : Gas Mantle)

Bila kita kaji sesungguhnya uap minyak tanah tersebut hanya di butuhkan untuk membakar mantle dan ketika mantle sudah terbakar dan mencapai temperatur sekitar 800 C, Thorium bereaksi dan menghasilkan cahaya berwaran putih. – Jadi jelas yang menyebabkan terang putih tersebut adalah Thorium yang menghasilkan radioisotop partkel alpha.

Reaktor Nuklir Sederhana

Dapat di katakan Petromax adalah sebuah reaktor tempat sebuah reaksi terjadi (walau bukan reaksi fisi nuklir) karena Thorium adalah bahan radioaktif, yang juga dapat di pakai sebagai bahan bakar Reaktor Nuklir, maka dapat di katakan secara umum PETROMAX adalah sebuah REAKTOR NUKLIR bertenaga Thorium.

Radiasi

Radiasi yang di hasilkan sangatlah kecil, ketika menyala mantle menghasilkan gas radioaktif Radon 220 – Sebuah penelitian pada tahun 1981 menunjukan bahwa pemakaian Petromax dalam 2 hari seminggu (per hari 12 jam) selama 1 tahun hanya menghasilkan radiasi 0,3 – 0,6 millirem, bahkan laporan tersebut menjelaskan bila mantle kita telan radiasi yang tercatat hanya 200 milirem jauh di bawah ambang batas normal radiasi sekitar 620 milirem pertahun.  – Radiasi yang terdapat dalam mantle baru lenyap setelah 30 tahun, tetapi jenis mantle terbaru radiasi hilang dalam 6 tahun  -- Video pengukuran radiasi pada mantle Petromax (klik disini)

sebagai perbandingan X-Ray Thorax (dada) menghasilkan radiasi sekitar 10 milirem, CT-Scan seluruh tubuh 1000 milirem dan radiasi sehari-hari yang anda terima dari bumi maupun matahari di tambah perangkat elektronik yang anda pakai (tv, hp, listrik, dll) disebut background radiation menghasilkan secara kumulatif per tahun sekitar 240 milirem  -- Sementara pemakaian Petromax tiap hari selama setahun hanya menghasikan 2,2 milirem. -- SANGATLAH AMAN !!

Walaupun sampai saat ini lebih dari 100 tahun tidak ada laporan orang yang terkontaminasi radiasi dari pemakaian Petromax tetapi pada tahun 1981 seorang dokter, Walter Wagner menggugat Petromax, Coleman dan perusahaan lainnya sebesar $300 Juta untuk mengganti rugi kepada konsumen yang menurutnya di rugikan karena terexposed radiasi dan menuntut untuk memberikan label "mengandung Radiasi" pada kemasan Mantle -- Gugatan Wagner kalah karena Wagner tidak dapat membuktikan radiasi yang di hasilkan menggangu kesehatan tetapi label "Mengandung Radiasi" di kabulkan tetapi tidak di kemasan mantle tetapi di kardus packing mantle sehingga konsumen yang membeli retail tetap tidak mengetahui.

Walau demikian gugatan Wagner sempat menimbulkan sebuah gejolak di masyarakat khususnya di Amerika sehingga penjualan menurun dan memaksa Petromax dan perusahaan lainnya mengganti Thorium dengan bahan lainnya yang tidak menggandung radioaktif seperti yttrium oxide dan zirconium oxide, walaupun masih banyak yang mempergunakan Thorium -- Baru kemudian pada tahun Juni 2001, Nuclear Regulatory Commision (NRC) badan regulator Nuklir AS mengeluarkan studi yang disebut NUREG-1717 dan menyatakan bahwa Gas Mantle yang memakai Thorium sah dan tidak berbahaya.

Ada beberapa hal yang ingin Kami sampaikan dari cerita tentang Petromax ini. Bahwa ketakutan orang terhadap radiasi sangat berlebihan karena sesungguhnya masyarakat Indonesia sudah memakai sebuah reaktor nuklir sederhana yang mengeluarkan radiasi sejak 100 tahun tanpa ada masala -- Bayangkan hanya dengan thorium dalam jumlah sedikit mantle petromax dapat mencapai tempratur 800 C, tanpa melalui reaksi fisi nuklir..mengapa tidak yang memikirkan sebagai sumber energi misalnya kendaraan bermotor atau bahkan mesin uap kecil.

Dan yang terpenting Thorium Power adalah sebuah sumber energi yang murah dan aman yang sampai saat ini tidak di manfaatkan sementara Indonesia memiliki cadangan Thorium hanya di Bangka – Belitung saja cukup untuk memberikan listrik seluruh Indonesia selama 1000 tahun dengan membangun reaktor nuklir Thorium (baca : Thorium Sebuah Revolusi Energi).

Sebagai catatan akhir.

Dengan kemajuan berbagai teknologi penerangan yang muncul paska 1980 membuat Petromax mulai goyang dan terombang ambing sehingga pindah ke berbagai pemilik salah satunya Nokia yang akhirnya menutup seluruh pabrik Petromax di Amerika dan Eropa, kemudian menjualnya ke Kaiping Silveray Company sebuah perusahaan China yang memindahkan pabrik ke Guangdong, China. – Saya mengetahui informasi tentang Petromax ini karena dalam penelusuran saya tentang Thorium yang terdapat di Babel, salah satu tujuan exportnya adalah pabrik Petromax di China, yang membuat saya bertanya... Petromax.. Thorium... ada apa sehingga akhirnya saya mencoba menelusurinya via internet dan menjadi tulisan ini. Demikianlah.

BSE -- Semoga bermanfaat.

Video

1) Bagaimana Menyalakan Petromax (klik disini)

2) Pengukuran radiasi pada mantle Petromax (klik disini)

 Galery

kaos pijar (mantle) petromax - perhatikan tidak di cantumkan tulisan "mengandung radiasi"

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun