Mohon tunggu...
bob bob
bob bob Mohon Tunggu... -

only a guy

Selanjutnya

Tutup

Politik

The Dark Justice

11 Maret 2010   03:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat tayangan berita keberhasilan Densus 88 yang terkesan dalam benak saya adalah sebuah pertunjukan keberhasilan "eksekusi" hukuman mati tanpa perlu peradilan. Dikatakan hukuman mati karena dilakukan oleh penegak hukum yang katanya  sangat menjunjung tinggi supremasi hukum. Membiarkan tubuh tak bernyawa tergeletak disisi sepeda motor yang digunakan itu telah menjadi tontonan dunia betapa bangsa ini telah diberi contoh bagaimana memperlakukan manusia yang disebut teroris itu oleh penegak hukum kita. Kitapun sangat tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh para teroris itu, perjuangan dengan mengorbankan nyawa manusia yang tidak ada sangkut pautnya karena ingin menunjukkan telah melakukan perjuangan juga tindakan yang tak berperikemanusiaan. Demikian juga dengan aparat penegak hukum, penanganan hukum janganlah menimbulkan dendam. Dendam itu justru akan menyuburkan terorisme yang lebih brutal lagi. Tindakan aparat haruslah mendidik bangsa ini dengan logika dan akal sehat serta menjunjung tinggi perikemanusiaan. Terorisme tidak akan pernah berhenti karena dendam itu akan terbawa sampai mati. Mendidik bangsa agar taat hukum, mendidik bangsa agar faham dengan dasar negaranya, mendidik bangsa agar mengerti keimanan, maka hendaknya didiklah bangsa ini dengan semestinya melalui contoh yang semestinya juga. Kerusuhan2 demi kerusuhan yang melanda negeri ini yang telah menimbulkan korban yang tidak sedikit tetapi yang sangat meprihatinkan adalah sikap bangsa ini yang menunjukkan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa bagaimana melihat kondisi korban itu. Sebuah gambaran hukum yang kelam bagi bangsa ini sekaligus gambaran yang sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan secara universal. Bangsa yang pemberani tetapi bukan bangsa yang berani membunuh tanpa persaan atau bangsa yang berani mati konyol. Konflik timur tengah sebagai sumber aspirasi perjuangan umat islam, tetapi tidak terlihat begitu kejamnya nasib yang dialami oleh korban. Efek dari jatuhnya bom, tembakan senapan akan sama yaitu melayangnya nyawa manusia. Namun, kerusuhan yang terjadi indonesia adalah pembantaian umat manusia. Mengapa kejadian tersebut sampai terjadi ?.  Sesungguhnya hal ini menjadi pertanyaan bagi aparat keamanan tentang kemampuan menjaga ketertiban negeri ini. Ketidak mampuan aparat keamanan menjaga ketertiban bangsa terjadinya korban2 pembantaian sadis sesungguhnya menjadi pelajaran yang sangat berharga dan koreksi agar kejadian serupa tidak terulang. Namun keberhasilan Densus 88 memburu para teroris itu sayangnya masih menunjukkan betapa kelamnya hukum dinegeri ini, tubuh tak bernyawa itu dipertontonkan didepan mata dunia. Hukum rimba sekalipun tidak pernah terjadi pembantaian, justru manusia2 rimba itu walaupun hidup dalam kesusahan tetapi masih mampu menjaga nilai2 kemanusiaan. [caption id="attachment_91064" align="alignleft" width="300" caption="Boleh dirusak ?"][/caption] Intrik politik yang berkembang saat ini, kata2 diluar norma etika sopan santun dengan enteng dipertontonkan seolah itulah gambaran utuh negeri yang menganut falsafah pancasila. Masyarakat yang saling bertikai itu telah pula hilang akal pikiran sehat, naluri membunuh seolah tidak pernah tersenduk pendidikan moral.  Satu sama lain saling bertahan pada kebenaran, polisi dan mahasiswa berdebat tanpa ada yang mau disalahkan, sebuah tayangan debat televisi yang tidak mendidik yang dilakukan oleh Televisi kita, polisi telah terjebak dalam sebuah situasi tawar menawar kebenaran. Tawar menawar kebenaran boleh merusak fasilitas negara yang dilakukan oleh mahasiswa dengan mengesampingkan nilai hukum dan akademis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun