Akhir-akhir ini gencar diberitakan mengenai razia topeng monyet yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta. Pertunjukan topeng monyet bisa dijadikan sebagai hiburan warga Jakarta, terutama para kalangan menengah kebawah. Mungkin bagi beberapa orang berpandangan bahwa pertunjukan topeng monyet hanya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi dalam hal ini pawangnya. Bahwa pertunjukan topeng monyet dianggap sebagai salah satu pengeksploitasian hewan untuk keuntungan pribadi. Argumen tersebut bisa benar, bahwa monyet yang seharusnya hidup bebas digunakan untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi perlu juga menampilkan sisi bahwa pemilik monyet menampilkan pertunjukan monyet yang bisa digunakan sebagai hiburan murah bagi warga. Selain pawang yang mendapat untung, warga juga mendapatkan untung hiburan murah.
Di sisi lain, ada hal yang menggelitik bagi saya pribadi, bahwa saya mempertanyakan bagaimana pawang bisa mendapatkan monyet tersebut? Dan juga kenapa yang dirazia hanya pawang monyetnya saja? Apakah tidak ada oknum lain yang seharusnya juga ikut untuk diusut, seperti siapa yang memperjual-belikan monyet yang seharusnya jadi hewan liar? Selalu kah hanya salah satu pihak saja yang diuntungkan atau dirugikan? Tidak ada keinginan untuk menjatuhkan atau meninggikan, hanya ingin tahu lebih dalam tentang apa yang menjadi realita di dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H