Mohon tunggu...
Binti Mufarida
Binti Mufarida Mohon Tunggu... -

Mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah Universitas Indonesia angkatan 2010.\r\nTraveller, tapi bukan traveller sejati.\r\nReader, tapi bukan reader sejati.\r\nWriter, tapi bukan writer sejati.\r\nHanya seorang yang sedang mencari sebuah jati diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertunjukan Topeng Monyet, Salahkah?

5 November 2013   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:33 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini gencar diberitakan mengenai razia topeng monyet yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta. Pertunjukan topeng monyet bisa dijadikan sebagai hiburan warga Jakarta, terutama para kalangan menengah kebawah. Mungkin bagi beberapa orang berpandangan bahwa pertunjukan topeng monyet hanya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi dalam hal ini pawangnya. Bahwa pertunjukan topeng monyet dianggap sebagai salah satu pengeksploitasian hewan untuk keuntungan pribadi. Argumen tersebut bisa benar, bahwa monyet yang seharusnya hidup bebas digunakan untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi perlu juga menampilkan sisi bahwa pemilik monyet menampilkan pertunjukan monyet yang bisa digunakan sebagai hiburan murah bagi warga. Selain pawang yang mendapat untung, warga juga mendapatkan untung hiburan murah.

Di sisi lain, ada hal yang menggelitik bagi saya pribadi, bahwa saya mempertanyakan bagaimana pawang bisa mendapatkan monyet tersebut? Dan juga kenapa yang dirazia hanya pawang monyetnya saja? Apakah tidak ada oknum lain yang seharusnya juga ikut untuk diusut, seperti siapa yang memperjual-belikan monyet yang seharusnya jadi hewan liar? Selalu kah hanya salah satu pihak saja yang diuntungkan atau dirugikan? Tidak ada keinginan untuk menjatuhkan atau meninggikan, hanya ingin tahu lebih dalam tentang apa yang menjadi realita di dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun