Mohon tunggu...
Nazar EL Mahfudzi
Nazar EL Mahfudzi Mohon Tunggu... Politisi - Pengamat

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Islam Reformis Perlawanan Oligarki Indonesia

1 Februari 2022   05:00 Diperbarui: 1 Februari 2022   05:03 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Ilustrasi Aksi Bela Islam. (sumber: paramadina-pusad.or.id)

Kini, bentuk-bentuk demokratis dari kehidupan politik Islam tak ragu lagi merupakan fenomena yang mengekspresikan secara jelas evolusi negara dalam masyarakat ber Tauhid lebih menjadi solutif. 

"Saya ingin menyatu bersama rakyat. Karena Islam yang saya tangkap itu egaliter," ( Setiawan Djody ) 

Umat Islam di Indonesia mampu menjawab tantangan kapitalime global dan persoalan bangsa yang digandurungi para pencoleng biarlah terbakar angkara murka, bersatunya jiwa dan rakyat karena mencintai Islam, imbuh Djodi : 

"Cintai Islam biar cinta Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Konstitusi 1945," 

Mengapa ide tentang penaklukan kapitalis oligarki dilakukan oleh kelompok mayoritas Islam reformis ? 

Demokrasi ala presidensial merupakan perhitungan yang sepenuhnya dalam semangat liberalisme parlementer borjuasi, fraksi-fraksi parpol hanya memikirkan satu sisi, yakni sisi formal demokrasi, namun tidak mempertimbangkan sisi lainnya, yakni kedaulatan rakyat sesungguhnya dari demokrasi. 

Rezim Joko Widodo lebih spesifik dari negara kelas borjuis yang membantu mematangkan dan mengembangkan  pertentangan yang kini ada dalam kapitalisme dan komunisme.

Maka teori introduksi Islam mengarah pada sosialisme, perlahan mengajukan reformasi progresif terhadap kepemilikan kapitalis dan negara yang terkontaminasi oleh oligraki. 

Mayoritas penduduk muslim di Indonsia dikenal sebagai Islam reformis lebih menjadikan Pancasila dan UUD 1945 arahan kedaulatan rakyat, untuk itulah stigma MPR yang harus dikembalikan sebagai majelis tertinggi negara, konsekuensi dari hukum-hukum obyektif masyarakat yang kini ada, satu dan lainnya berkembang dalam arah revolusi yang berlawanan dari kelompok status quo elite oligarki kapitalisme global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun