Mohon tunggu...
Bagas Mulyanto
Bagas Mulyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Book Author and Book Translator

I am a graduate of Islamic Law with a focus on the study of State Law and Islamic political studies, I am also a writer of literary books with the theme of social reaslis and a book translator. I am very motivated to develop skills professionally. I am confident in my ability to generate compelling ideas for memorable marketing campaign strategies and tactics.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Makna Akar Kata "Purbalingga" Merujuk Pada Kepemimpinan Laki-laki

25 Agustus 2020   13:06 Diperbarui: 25 Agustus 2020   13:09 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dena Jawa Tempo Dulu (Sumber: bajoemas.co) 

Terlepas dari pandangan agama tentang pemimpin perempuan, berbagai pendapat (dengan berbagai alasan) menilai perempuan tidak begitu mampu memimpin secara baik.

Jika kita dihadapkan dalam situasi terkini mengenai pemilihan pemimpin untuk Purbalingga yang terlihat jelas hanya ada dua kandidat saja, yaitu Muhammad Sulhan Fauzi dan Zaini Makarim Supriyatno (Mas Oji-Kang Zaini) dan dari petahana Dyah Hayuning Pratiwi bersama Sudono (Tiwi-Dono). 

Maka kita harus bisa menjadikan pertimbangan tulisan ini dalam menelaah para pemimpin untuk Purbalingga kedepan. Sebab sudut pandang Sansakerta juga melihat bahwa akar kata dari Purbalingga itu tersinergi dari geografis daerahnya, salah satu aspek terpenting kepemimpinan laki-laki yang mendukung vahwa laki-laki sangat memiliki kemampuan natural dalam menangani persoalan lapangan. Selain itu pria juga mampuan mengolah kata-kata merupakan menjadi sebuah perangkat kekuatan ketegasannya. 

Laki-laki memiliki kemampuan menemukan kata yang tepat secara cepat. Mereka pun dapat mempengaruhi pikiran dan hati pihak lain melalui kata-kata dan suara mereka. Ini didukung dengan kemampuan dalam hal menunjukkan postur dan gerakan yang mendukung, mampu membaca kompleksitas emosi wajah serta mampu mendengarkan perubahan tekanan di dalam suara.

 Walau perempuan memiliki rasa yang lebih baik dan peka di dalam selera, sentuhan, penciuman dan pendengaran, tetapi dalam konteks kepemimpinan laki-laki lebih mampu mengerti berbagai hal yang tersirat.

Sekali lagi coba kita kembalikan kepada diri kita masing-masing, kita telaah secara dalam, dan kita kaji secara serius, bahwa akar makna kata Purbalingga itu dari sudut pandang Sangsakerta sangat jelas merujuk pada kepemimpinan laki-laki. 

Maka dari itu kita sematkan dari hati nurani terdalam, kedepan di tanggal 9 Desember kita harus menentukan pemimpin yang kuat akan sinergitas dengan makna kata Purbalingga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun