Mohon tunggu...
Politik

Tuan Guru Gede Sakti: Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)

24 Maret 2018   12:15 Diperbarui: 25 Maret 2018   21:36 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kpu-banjarbarukota.go.id

Tuan Guru Umar Klayu dianggap ulama yang pertama kali merintis pendidikan pribumi Islam di Nusa Tenggara Barat. Lalu, menurut wakil calon gubernur NTB TGH Gede Wiresakti itu, perjuangan keturunan Ali BD tersebut dilanjutkan oleh pendiri Nahdlatul Wathan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

"Beliau itu keturunan dari bapak Dr H Muhammad Ali Bin Dachlan. Wikan pelungguh? Itu yang pertama merintis pendidikan di zaman penjajahan Belanda. Yang kedua itu baru Al-magfurullahmaulana Syaikh. Itu yang kedua," ujarnya.

Hal itulah sebutnya pasangan jalur independen ini memiliki nasab perjuangan yang sama di provinsi Nusa Tenggara Barat sejak zaman penjajahan Belanda. "Dr H Muhammad Ali Bin Dachlan menjadi nomor satu. Dan, Gede Sakti menjadi nomor dua. Berarti sejarah terulang kembali, nggih," ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.

Lapangan umum Blambang Sari Ayu, Desa Suela, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur ramai dipenuhi ratusan pendukung Ali-Sakti. Panggung berada di sudut utara mengarah ke selatan itu, di mana ratusan pendukung nomor urut empat duduk dengan kursi plastik di bawah terop mengarah ke utara.

Ali Bin Dachlan di depan pendukungnya menyatakan, tak perlu bicara banyak yang penting dapat bertemu dengan ratusan warga Suela itu. "Dendek ta sue-sue ngraos. Asal ta bedait bareng pendukung. Pendukung apa ndek side?" katanya yang membuat tawa sebagian hadirin pecah sambil menjawab pertanyaan yang dilontarkan itu dengan lantang "pendukung..," Selasa (20/03/2018) lalu.

Bupati Lombok Timur (Lotim) 2013-2018 itu mengaku lebih suka bila diajak ke warga yang bukan pendukung Ali-Sakti, agar dapat berdebat. "Kalau pendukung sudah pasti., ajak kita ke musuh-musuh itu ya. Yang miring-miring katanya itu ya, bareh ta bedait malik. Kalau sde jak pendukung, ba ngangguk-ngangguk doang apa ngkat dukungan ta nggih, ne si lawan-lawan ta itu biar kita berdebat, biar kita berdialog," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun