Mohon tunggu...
Travel Story

Festival "Ekowisata" di Lotim Menghadirkan Berbagai Produk Lokal

23 November 2017   16:55 Diperbarui: 23 November 2017   18:32 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LOMBOK TIMUR - Komunitas Gema Alam NTB (Gerakan Masyarakat Cinta Alam Nusa Tenggara Barat), mengadakan festival "ekowisata" berbasis masyarakat di hutan Gawar Gong, Desa Beririjarak, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur bekerjama dengan MCA-I dan Rimbauan Muda Indonesia (RMI).

Turut hadir dalam acara itu Kepala Bagian Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Ahya' Mudin, Camat Wanasaba, Suela dan Peringgasela serta ratusan masyarakat setempat.

Ahya' dalam sambutannya menyatakan, festival "ekowisata" berbasis masyarakat di hutan Gawar Gong merupakan ide pertama kali diadakan di Lotim. "Kita berbicara ekowisata hari ini untuk go internasional," ujarnya.

Produk seperti kain tenun dan olahan makan ekstrak jahe, kopi asli lombok, jemur tiram, krepek singkong dan industri kreatif tas, topi serta bung-bungaan dipajang di stand.

Produk lokal

Kain tenun khas Pringgasela jenis sintesis dijual Rp 23.0000 per lembar, sedang jenis alami berkisar Rp 15.0000 perlembar. Ekstrak jahe puncak semaring Mekar Sari dengan berat 200 geram dijual Rp 20.000 per botol. Sedang kopi asli Lombok Sapit dijual Rp 20.00 per saset. Krepek singkong produk Suela dijual Rp 5000 per pelastik.

Ketua Gema Alam NTB Dziko dalam sambutan panitia menyatakan, pengembangan "ekowisata" berbasis masyarakat mulai dikampanyekan tahun 2016 yang melibatkan Desa Peringgasela penghasil kain tenun, Beririjarak potensi Gawar Gong, Suela olahan makanan dan wisata alam persawahan, Sapit desa penelitian dan rumah adat dan Mekar Sari dengan Puncak Semaring.

"Ekowisata itu sendiri merupakan kegiatan yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, sosial, budaya, ekonomi masyarakat dan unsur pendidikan," kata Dziko dalam sambutannya.

Menurut Camat Kecamatan Wanasaba, aktivitas "ekowisata" sudah saatnya menopang perekonomian masyarakat dengan penyediaan homstay (rumah inap).

Berlangsungnya festival

Festival dimulai dengan pentas seni. Seni Sasak Rudat, teater bawang merah-bawang putih dan pangeran, tari gandrung dan band wisata tampil menghibur acara.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun