Demikian juga nilai-nilai demokrasi yang masih terwadahi dalam inovasi bernama www.change.org. Inisiatif warga seperti ini menjadi modal penting untuk menghadapi potensi tergerusnya nilai-nilia sosial budaya oleh desrupsi akibat revolusi industri 4.0.
Bagaimanapun, seorang pemimpin di era digital tidak punya pilihan lain kecuali harus beradaptasi dengan desrupsi. Untuk itu setidaknya ada tiga area inovasi yang perlu digarap agar tranformasi budaya kepemimpinan tetap bisa berlangsung secara baik, yaitu; kebijakan, kelembagaan dan budaya masyarakat.Â
Pemimpin di era digital harus mampu membuat kebijakan yang mendukung bagi terjadinya transformasi budaya digital yang berbasis pada nilai sosial budaya. Selain itu, Ia juga perlu menyederhanakan struktur kelembagaan birokrasinya agar mampu bergerak lebih lincah dalam merspons dinamika perubahan.Â
Pada sisi lain, masyarakat harus tetap difasilitasi kebutuhannya untuk aktualisasi nilai-nilai sosial budaya mereka dalam wadah baru yang berdimensi digital. Semoga ada!***
*) Budhi Masthuri, Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana UGM, Prodi Magister Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H